Tuesday, December 6, 2022

Kuliah 9 Dasar-Dasar Manajemen

 

STAI DUBA

Kuliah 9

Dasar-Dasar Manajemen

 

Pengambilan Keputusan

1.    Pengertian

Pengambilan   keputusan   adalah   suatu   pendekatan   yang   sistematis   terhadap hakikat  suatu  masalah,  pengumpulan  fakta-fakta  dan  data,  penentuan  yang  matang dari  alternatif  yang  dihadapi  dan  mengambil  tindakan  yang  menurut  perhitungan

merupakan tindakan yang paling tepat.

Pengambilan keputusan merupakan proses atau rangkaian   kegiatan   menganalisis   berbagai   fakta,   informasi,   data   dan   teori   atau pendapat  yang  akhirnya  sampai  pada  satu  kesimpulan  yang  dinilai  paling  baik  dan tepat.   Pengambilan   keputusan   membutuhkan   rangkaian   proses   terstruktur   agar menghasilkan suatu perubahan terhadap organisasi ke arah yang lebih baik[1].

 

2.    Tujuan Pengambilan Keputusan

Tujuan pengambilan keputusan yaitu untuk memperoleh pilihan terbaik dari alternatif-alternatif pilihan yang ada agar tujuan yang ingin dicapai berjalan dengan baik. Tujuan pengambilan keputusan dibedakan menjadi dua yaitu tujuan yang bersifat tunggal dan tujuan yang bersifat ganda.

Tujuan bersifat tunggal terjadi bila keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah saja dan tidak ada kaitannya dengan masalah lain. Tujuan yang bersifat ganda terjadi jika keputusan yang dilakukan menyangkut lebih dari satu masalah baik bersifat kontradiktif maupun tidak kontradiktif[2].

 

3.    Tahapan Pengambilan Keputusan

Tahapan pengambilan keputusan yaitu:

a.       Menetapkan  tujuan  dan  sasaran  khusus  serta  mengukur  hasilnya. tujuan dan sasaran telah ditetapkan dengan baik, akan  memengaruhi  hasil  yang  dicapai  dan  ukuran  yang  digunakan  dalam  mencapai tujuan dan sasaran organisasi

b.      mengidentifikasi  persoalan. Persoalan  dapat  juga  terletak  pada  rendahnya  hasil  yang  dicapai, dibandingkan  dengan  sasaran,  atau  sasaran  yang  terlalu  tinggi  sehingga  hasil  tidak dapat  dicapai,  sehingga  membutuhkan  alternatif  atau  cara  lain  untuk  mencapai  hasil yang seimbang dengan tujuan dan sasaran

c.       mengembangkan  alternatif  atau  pemecahan.

d.      melakukan  evaluasi  alternatif an dibandingkan dengan sasaran yang telah ditetapkan pada tahap pertama, untuk memberikan hasil yang paling menguntungkan atau memberikan kerugian  sekecil-kecilnya.

e.       memilih  satu  alternatif  dari  beberapa  alternatif  yang  telah dievaluasi. 

f.       melaksanakan  keputusan dari alternatif yang telah dipilih secara efektif dan efisien agar sasaran dapat tercapai.  

g.      pengendalian  dan  evaluasi untuk menjamin  bahwa  hasil  nyata  akan  konsisten  dengan  hasil  yang  direncanakan  saat pengambilan keputusan [3].

 

 

 

4.    Teknik dan Model Pengambilan Keputusan

Terdapat  dua  pendekatan  yang  dapat  digunakan  dalam  pengambilan  keputusan organisasi  yaitu  pendekatan  yang  bersifat  pragmatis  dan  prosedural. 

a.       Pendekatanpragmatis   dilakukan   dengan   melihat   hasil   yang   ingin   dicapai   dengan   cara meningkatkan   mutu   keputusan   yang   diambil   dengan   menggabungkan   antara rasionalitas  dan  reativitas,  mempertimbangkan  berbagai  alternatif  yang  wajar  dan relevan,  adanya  informasi  yang  nyata,  lengkap  dan  dapat  dipercaya sebagai  dasar melakukan analisis yang diperlukan.

b.      Pendekatan prosedural dilakukan dengan menilai suatu  keputusan  berdasarkan  proses  yang  digunakan  dalam  pengambilan  keputusan [4]).

 

Adapun model  yang  dapat  digunakan  dalam pengambilan keputusan yaitu model  optimasi atau  rasional,  model satisficing,  dan  model  mixed-scanning.

a.       Model  optimasi  atau rasional  digunakan  untuk  mempertimbangkan  sasaran  dengan  keterbatasan  yang  ada, sikap  pengambil  keputusan,  norma  ataukebijakan  organisasi  berperan  penting  untuk menentukan kriteria dengan hasil terbaik yang mungkin dicapai. Penyusunan alternatif dilakukan  dengan  memperkirakan  kemungkinan  timbulnya  akibat  yang  akan  datang (Ivancevich    dkk.,    2011).   

b.      Model satisficing merupakan pengambilan keputusan dengan memilih alternatif solusi  pertama  yang  memenuhi  kriteria  keputusan,  tidak  berusaha menyusun  semua alternatif  yang  mungkin  untuk  menjadi  keputusan  terbaik,  namun  alternatif  pertama yang  akan  digunakan  dalam  pemecahan  masalah.  Model  ini  akan  ditujukan  pada sesuatu  yang  dibutuhkan  secara  mendesak  dan  karena  setiap  alternatif  yang  dinilai tidak  dilakukan  perbandingan  dengan  alternatif-alternatif  lain  (Sobirin,  2007).

c.       Model mixed-scanningdilakukan  dengan  berusaha  mencari,  mengumpulkan,  memproses, menilai,   dan   mempertimbangkan   informasi   yang   berkaitan   dengan   menjatuhkan pilihan tertentu. Penggunaan model tersebut dilakukan dengan keputusan fundamental dibuat setelah melakukan pengkajian terhadap seluruh alternatif yang paling mungkin, yang  dikaitkan  dengan  tujuan  dan  sasaran  organisasi.  Model  ini  dapat  digunakan untuk  pengambilan  keputusan  besar  yang  memiliki  jangka  panjang  dan  keputusan dengan ruang lingkup terbatas [5].

 

5.    Faktor yang Memengaruhi Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat berasal   dari   lingkungan   internal   atau   eksternal.   Faktor   eksternal   yang   dapat memengaruhi  antara  lain  kedudukan,  masalah,  situasi  serta  pengaruh  dari  organisasi lain. 

Faktor   internal   yang   dapat   memengaruhi   pengambilan   eputusan   yaitu kepribadian  atau  tingkah  laku  dan  pengalaman.

 

 

Referensi

Gibson  J,  Ivanecevich  J,  Donelly  J.  1992. Organisasi  dan  Manajemen  Perilaku, Struktur dan Proses . Terjemahan Djoerban Wahid. Jakarta: Erlangga.

Ivancevich,  John  M,  Michael  T.  2011. Organizational  Behavior  and  Management .New York: McGrow-Hill Irvin.

Mueller  J.  2014.  Alternative  organizational  design  and  its  impact  on  the  future  of work. Journal of Strategic Innovation and Sustainability . 9(1): 48 - 58.

Siagian.  Sondang  P.  1986. Sistem  Informasi  Untuk Pengambilan  Keputusan .  Jakarta: Gunung Agung

Sobirin A. 2007.Budaya Organisasi. Yogyakarta: UUP STIM YKPN.

Sola E. 2018. Decision making: sebuah telaah awal. Jurnal Idaarah. 2(2): 1019.



[1] Siagian.  Sondang  P.  1986. Sistem  Informasi  Untuk Pengambilan  Keputusan .  Jakarta: Gunung Agung

[2] “Tujuan dan Fungsi Pengambilan Keputusan,” accessed December 7, 2022, https://www.ilmu-ekonomi-id.com/2018/09/tujuan-dan-fungsi-pengambilan-keputusan.html.

[3] Gibson  J,  Ivanecevich  J,  Donelly  J.  1992. Organisasi  dan  Manajemen  Perilaku, Struktur dan Proses . Terjemahan Djoerban Wahid. Jakarta: Erlangga.

 

[4] Mueller  J.  2014.  Alternative  organizational  design  and  its  impact  on  the  future  of work. Journal of Strategic Innovation and Sustainability . 9(1): 48 - 58.

[5] Sola E. 2018. Decision making: sebuah telaah awal. Jurnal Idaarah. 2(2): 1019.

Kuliah 8 Dasar-Dasar Manajemen

 

Kuliah 8

Dasar-Dasaar Manajemen

STAI DUBA

 

Motivasi dalam Manajemen Bisnis

 1.    Pengertian Motivasi

Motivasi adalah suatu dorongan dan rangsangan yang menyebabkan seseorang bersemangat dalam bekerja karena terpenuhi kebutuhannya[1]. Menurut Tabroni motivasi adalah cara mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif, berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Parinussa (2011) bahwa
motivasi diartikan suatu sikap pimpinan dan pegawai terhadap situasi kerjandi
lingkungan organisasinya. Mereka yang bersikap positif terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja tinggi dan sebaliknya jika mereka bersikap negatif terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja yang rendah
[2].

Dalam pengertian lain motivasi dapat diartikan sebagai motif atau sebagai faktor pendorong yang bersifat internal yang datang dari dalam diri seseorang untuk menimbulkan dan mengarahkan perilaku atau perbuatan yang akan dilakukannya

 

2.    Tujuan Motivasi

Tujuan dari motivasi salah satunya yaitu untuk meningkatkan
semangat dan gairah kerja pegawai agar tetap berprestasi dan disiplin dalam
bekerja.Oleh karena itu, setiap perusahaan/instansi tidak lepas dari sebuah tujuan dan apabila tujuan perusahaan/instansi telah tercapai maka kinerja perusahaan/instansi tersebut baik
[3].

 

3.    Jenis-Jenis Motivasi

Berdasarkan beberapa teori tentang motivasi yang dikemukan para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk motivasi antara lain : motivasi berprestasi/kinerja, motivasi kekuasaan, motivasi sosial, ganjaran/umpan balik dan motivasi pribadi.

 

4.    Teori Kebutuhan Maslow

  1. Kebutuhan fisiologis,
    yakni kebutuhan dasar yang menunjang kehidupan manusia, mulai dari sandang, pangan, hingga papan. Tidak terpenuhinya kebutuhan fisiologis akan menyebabkan kebutuhan lainnya menjadi tidak mampu memotivasi manusia.
  2. Kebutuhan rasa aman,
    yakni kebutuhan untuk terbebas dari bahaya fisik dan rasa takut, baik ketakutan kehilangan
    [4]pekerjaan maupun materi.
  3. Kebutuhan sosial,
    yakni kebutuhan terhadap pergaulan dan interaksi sosial serta untuk menjadi bagian dari suatu kelompok.
  4. Kebutuhan penghargaan,
    yakni kebutuhan untuk dihargai oleh orang lain.
  5. Kebutuhan aktualisasi diri,
    yakni kebutuhan untuk mengembangkan diri menjadi sosok yang diimpikan

Penerapan dari teori motivasi sendiri tentunya amatlah beragam. Ambil contoh kita akan menerapkan teori motivasi Maslow, maka beberapa tindakan yang dapat dilakukan sebagai praktik pengelolaan motivasi adalah sebagai berikut.

  1. Memberi imbalan finansial (upah, gaji) untuk memenuhi kebutuhan fisik.
  2. Memberikan kontrak kerja dan jaminan pensiun agar para karyawan merasa terjamin dan aman.
  3. Memberikan identitas organisasi agar karyawan bisa merasa menjadi bagian di dalamnya (mulai dari hal-hal seperti etos dan tujuan perusahaan, sampai rincian kecil-kecil seperti pakaian kerja, yang mencerminkan identitas perusahaan tersebut.
  4. Memberi imbalan ataupun hadiah uang, promosi serta pengakuan dalam berbagai bentuk atas prestasi ataupun pelaksanaan kerja yang baik.
  5. Secara tidak langsung, walaupun gaji yang diterima dapat memungkinkan karyawan untuk melakukan hal-hal yang membantu mewujudkan terpenuhinya kebutuhan dirinya, organisasi terkait bisa memberikan mereka suatu lingkup kerja dan tanggung jawab bagi mereka untuk melakukan hal itu [5].

 

Tindakan yang dapat dilakukan oleh pimpinan antara lain sebagai berikut.

  1. Memastikan bahwa karyawan memperoleh imbalan finansial sesuai haknya.
  2. Memastikan bahwa karyawan memahami aturan dan program organisasi yang mendukung rasa aman mereka, dan bila memang mungkin angkatlah sebagai karyawan tetap.
  3. Menciptakan atmosfer tim di antara karyawan, misalnya melalui konsultasi serta pembagian kontrol dan tanggung jawab.
  4. Memberi pengakuan kepada setiap karyawan dengan cara memperhatikan perkembangan tiap karyawan tersebut dan memuji setiap kontribusinya terhadap tim dan organisasi.
  5. Membantu pengembangan diri karyawan, yakni dalam aspek responsibilitas, independensi, dan inisiatif [6].

 

 

Referensi

Rosmaini, Rosmaini, and Hasrudy Tanjung. “Pengaruh Kompetensi, Motivasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai.” Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen 2, no. 1 (October 12, 2019): 1–15. https://doi.org/10.30596/maneggio.v2i1.3366.

Krisnandi H., Efendi S., Sugiono E. (2019). Pengantar manajemen. Jakarta: LPU-UNAS.

Parinussa, A. F. (2011). Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Sekretariat DPRD Kota Jayapura. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 1 (1), pp. 34-62.

 



[1] Rosmaini Rosmaini and Hasrudy Tanjung, “Pengaruh Kompetensi, Motivasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai,” Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen 2, no. 1 (October 12, 2019): 1–15, https://doi.org/10.30596/maneggio.v2i1.3366.

[2] Parinussa, A. F. (2011). Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Sekretariat DPRD Kota Jayapura. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 1 (1), pp. 34-62.

[3] Rosmaini and Tanjung, “Pengaruh Kompetensi, Motivasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai.”

[4] Krisnandi H., Efendi S., Sugiono E. (2019). Pengantar manajemen. Jakarta: LPU-UNAS.

[5] Krisnandi H., Efendi S., Sugiono E.

[6] Krisnandi H., Efendi S., Sugiono E.