Monday, November 29, 2021

KULIAH 9 ADMINISTRASI PENDIDIKAN

 Kuliah 9

Administrasi Pendidikan

 

Administrasi Hubungan Masyarakat

 

A.  Pengertian Hubungan Masyarakat

Istilah hubungan masyarakat pertama kali dikemukakan oleh Presiden Amerika  Serikat, Thomas Jefferson pada tahun 1807, ketika menyampaikan pesan kepada kongres yang berhubungan dengan foreing relations (hubungan luar negeri Amerika Seikat).   Kemudian, Ivylee (1921)  menggunakan istilah tersebut sebagai nama public relation  yang diterbitkan secara berkala di New York. Selanjutnya, Edward L. Bernays mempopulerkan istilah tersebut dalam bukunya Crystallizing Public Opinion  (1923). Selanjutnya George Creel, orang pertama yang memperaktikkan public relation  dalam bidang pemerintahan ketika ia menanjabat sebagai pemimpin public relation  pada Presiden Wilson[1].

Pengertian hubungan masyarakat atau yang biasanya disebut humas hingga saat kini masih menjadi perdebatan para ahli[2]. Berikut beberapa pendapat para ahli tentang hubungan masyarakat.

1.     Menurut Glennad Denny Griswold (1996)

Public relations is the management function which evaluates public attitudes, identifies and prosedures of an individual or organization with the public interes, and executes a program of action to earn public understanding and acceptance.

Menurut Glennad Denny Griswold humas merupakan salah satu fungsi manajemen yang diadakan untuk menilai dan menyimpulkan sikap publik, menyesuaikan kebijaksanaan dan prosedur instansi atau organisasi dengan kepentengan umum, menjalankan suatu program untuk menapatkan pengertian dan dukungan masyarakat.

2.     Menurut Oemi Abdurahman

Oemi Abdurrahman menyatakan bahwa humas adalah kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, dukungan, kepercayaan, serta penghargaan pada dan dari public suatu badan pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

3.     Menurut Edward L. Bernays

Edward L. Bernays mengatakan bahwa hubungan masyakat mempunyai tiga pengertian yaitu:

a.  Memberikan penerangan kepada masyarakat

b. Membujuk masyarakat untuk mengubah sikap dan tindakannya

c.  Mengusahakan untuk mengintegrasikan sikap dan tindakan perusahaan dengan mayarakat dan sebaliknya , masyarakat dengan perusahaan.

4.     Menurut Ibnoe Syamsi (1967)

Humas adalah kegiatan organisasi untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan masyaakat agar mereka mendukungnya denga sadar dan sukarela.

5.     Menurut Waluyo

Waluyo dalam bukunya, Komunikasi dalam Praktek,  menyatakan bahwa humas adalah kegiatan pemberian informasi dan sejenisnya atau seperti yang diartikan dalam istilah komunikasi. Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses pemberian informasi dari satu pihak, biasanya lembaga, kepada pihak lain, yaitu lembaga, kelompok masyarakat tertentu, atau masyarakat umum.

 

       Dari keterangan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa hubungan masyarakat adalah suatu kegiatan yang dilakukan bersama-sama antara lembaga dan masyarakat dengan tujuan memperoleh pengertian, kepercayaan, penghargaan, hubungan harmonis, serta dukungan secara sadar dan sukarela.

 

B.  Bentuk Kegiatan  Hubungan masyakat

Sekolah biasanya terletak di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian, pihak sekolah tidak boleh menafikan hubungan sekolah dengan masyarakat, karena masyarakat adalah salah satu faktor pendukung kelangsungan pendidikan.

Menurut Ngalim Purwanto (1975), hubungan sekolah dengan masyarakat mencakup hubungan sekolah dengan sekolah lain, hubungan sekolah dengan pemerintah setempat, hubungan sekolah dengan instansi lain, dan hubungan sekolah dengan masyarakat umum. Hendaknya semua hubungan tersebut merupakan hubungan kerja sama yang bersifat pedagogis, sosiologis, dan produktif, yang dapat memberikan keuntungan, kebaikan, dan kemajuan kedua belah pihak[3].

Kegiatan humas dibedakan menjadi dua yaitu kegiatan publisitas ke dalam (keiatan internal) dan kegiatan publisitas ke luar (kegiatan eksteral)

1.    Kegiatan internal

Kegiatan internal merupakan kegiatan publisitas ke dalam yang sasarannya warga sekolah, yakni para guru, para tenaga administrasi (tata usaha), dan para siswa.

Pada prinsipnya kegiatan internal bertujuan untuk:

a.    Memberi penjelasan tentang kebijaksanaan penyelenggaraan dan perkembangan sekolah

b.    Menampung saran dan pendapat warga sekolah yang berhubungan dengan pembinaan dan pengembangan sekolah

c.    Memelihara hubungan harmonis sehingga tercapai satu kerja sama antarwarga sekolah.

 

Kegiatan internal dibedakan atas kegiatan langsung, yaitu tatap muka langsung, dan kegiatan tidak langsung yaitu kegiatan melalui media tertentu.

Kegiatan langsung, antara lain berupa:

a.    Rapat dewan guru

b.    Upacara sekolah

c.    Karyasiwata atau rekreasi bersama

d.   Penjelasan lisan di berbagai kesempatan, misalnya pada acara arisan dan swalayan

 

Kegiatan tidak langsung, antara lain berupa:

a.    Penyampaian informasi melalui surat edaran

b.    Penggunaan papan pengumuman sekolah

c.    Penyelenggaraan majalah dinding

d.   Penerbitan buletin untuk dibagikan kepada warga sekolah

e.    Pemasangan iklan atau pemberitahuan khusus melalui media massa pada kesempatan-kesempatan tertentu

f.     Pelaksanaan kegiatan tatap muka yang tidak bersifat rutin, antara lain pentas seni dan acara tutup tahun.

 

 

2.    Kegiatan eksternal

Kegiatan eksternal adalah kegiatan yang ditujukan kepada publik atau masyarakat di luar sekolah. Kegiatan eksternal dibedakan menjadi dua yaitu kegiatan langsung dan kegiatan tidak langsung.

Kegiatan langsung adalah kegiatan yang dilaksanakan secara langsung misalnya rapat dengan komite sekolah, konsultasi dengan tokoh masyarakat, dan melayani kunjungan tamu. Kegiatan tidak langsung adalah kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat melalui perantara media tertentu, misalnya malalui televisi, radio, media cetak, pameran, dan penerbitan majalah.

 

C.  Media dan Alat Kegiatan Humas Sekolah 

Media dan alat kegiatan humas sekolah dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:

1.    Media dan alat kegiatan humas sekolah yang bersifat visual (indra penghlihatan)

2.    Media dan alat kegiatan humas sekolah yang bersifat audio (indra pendengaran)

3.    Media dan alat kegiatan humas sekolah yang bersifat audiovisual (indra penglihatan dan pendengaran.

            Media dan alat kegiatan humas sekolah yang bersifat visual dapat berupa:

a.    Pameran sekolah

b.    Foto peristiwa penting

c.    Proyektor dengan slidenya

d.   Majalah dinding

e.    Buletin

f.     Surat kabar

g.    Surat

h.    Selebaran

i.      Pamplet, poster, spanduk

j.      Lambang

k.    Bendera

l.      Karikatur

m.  Gambar

n.    Buku paper, kliping, laporan

o.    Papan pengumuman

p.    Mesin ketik, mesin stensil

q.    Majalah sekolah

r.     Studi lapangan (field study)

s.     Pekan olahraga

t.     Piagam, vandal

u.    Kepramukaan

v.    Pakaian seragam, lencana

 

     Media dan alat kegiatan humas sekolah yang bersifat audio antara lain:

a.      Radio

b.     Tape recorder

c.      Piringan hitam

d.     Telepon

e.      Pengeras suara

f.      Aipon

g.     Kesenian dan alatnya

h.     Wawancara, tanya jawab, dengar pendapat

 

      Media dan alat kegiata humas sekolah yang bersifat audiovisual antara lain:

a.    Film

b.    Televisi

c.    Sandiwara, wayang, ketoprak

d.   Tari

e.    Ceramah

f.     Rapat

g.    Diskusi, seminar

h.    Pertemuan, musyawarah

i.      Peringatan hari bersejarah

j.      Acara tutup tahun

k.    Kegiatan sosial masyarakat

l.      Konferensi pers

m.  Kunjungan ke rumah (home visit)

n.    Tamu undangan, kunjungan tamu

o.    Pawai dan karnaval

 

D.      Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan Pendidikan di Sekolah

Hubungan sekolah dengan masyarakat memiliki peran yang sangat penting bagi sekolah, karena hubungan tersebut merupakan satu jembatan saling pengertian sehingga mereka dapat berpartisipasi secara positif dan dapat memberikan dukungan moral dan materi secara ikhals.Oleh karena itu, hubungan sekolah dengan masyarakat perlu dibina, dibangun dan dipelihara sebaik-baiknya agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik.

Hingga kini, belum didapat satu kesepakatan tentang pengertian, indikator, maupun ukuran yang digunakan para ahli mengenai bentuk partisipasi masyarakat dalam kegiatan pendidikan di sekolah. Namun, partisipasi masyarakat sering diartikan sebagai sumbangan tenaga, uang atau barang dalam rangka mensukseskan program pendidikan di sekolah.

Menurut B. Suryobroto bentuk partisipasi masyarakat terhadap pendidikan dapat berbentuk antara lain:

1.      Partisipasi dalam proses perencanaan atau pembuatan keputusan

2.      Partisipasi dalam pelaksanaan program

3.      Partisipasi dalam pemanfaatan hasil

4.      Partisipasi dalam pengevaluasian program[4].

Sementara Dusselsop, seperti dikutip Subandiyah menyatakan bahwa kegiatan partisipasi masyarakat antara lain:

1.    Mendatangi pertemuan

2.    Melibatkan diri dalam diskusi

3.    Melibatkan diri dan berparstisipasi dalam segala aspek organisasi, misalnya menyelenggarakan pertemuan kelompok, mempengaruhi orang luar untuk ikut dalam kegiatan kelompok, serta memimpin diskusi kelomok.

4.    Membantu untuk memperoleh bantuan tenaga, modal, fasilitas, dan kemampuan mental

5.    Mengambil bagian dalam proses penentuan keputusan, dengan cara menyatakan pendapat atas berbagai masah penting, misalnya pemilihan wakil kelompok, penilaian efektivitas, efisiensi, dan relevansi kegiatan.

6.    Memanfaatkan hasil yang diraih, misalnya berperan dalam pemanfaatan program ekonomi yang merupakan hasil dari partisipasi suatu kegiatan koperasi[5].

Selain partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan secara umum, terdapat pula partisipasi masyarakat secara khusus, misalnya pelaksanaan muatan lokal. Pelaksanaan program muatan lokal adalah keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan pencetusan ide, perencanaan program, pemecahan dan pengevaluasian masalah, serta pelaksanaan muatan lokal.

 

E.       Pihak pihak yang terkait dengan sekolah dan masyarakat

Dalam kaitannya dengan hubungan sekolah dengan masyarakat, ada beberapa pihak yang punya andil dalam pembentukan hubungan sekolah dengan masyarakat antara lain:

1.   Orang tua

Peranan orang tua dalam pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat antara lain:

a.    Mendukung pelaksanaan belajar mengajar di sekolah

b.    Berpartisipasi aktif dalam mensosioalisasikan kegiatan sekolah

c.    Menginformasikan nilai-nialai positif dari kegiatan sekolah kepada masyarakat secara luas

d.   Bekerja sama dengan komite sekolah atau pihak sekolah dalam pengadaan sumber belajar

2.   Guru

Peranan guru dalam hubungan antara sekolah dengan masyarakat antara lain:

a.    Berkomunikasi secara berkala dengan keluarga, yaitu orang tua wali siswa tentang kemajuan anak mereka dalam belajar

b.    Bekerja sama dengan masyarakat untuk menjaring anak yang tidak bersekolah agar bersekolah

c.    Menjelaskan manfaat dan tujuan sekolah kepada orang tua siswa

d.   Mempersiapkan anak agar berani berinteraksi dengan masyarakat sebagai bagian dari kurikulum, seperti kegiatan memperingati memperingati hari-besar agama dan hari nasional yang melibatka masyarakat.

 

3.   Komite sekolah

Komte sekolah adalah sebuah badan mandiri yang mewadahi peran masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan.

Peran komite sekolah antara lain:

a.    Memberikan pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan

b.    Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan

c.    Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan

d.   Mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di satuan pendidikan

 

4.   Kepala sekolah

Peran Kepala Sekolah dalam hubungan masyarakat antara lain:

a.    Mengatur hubungan sekolah dengan wali siswa

b.    Memelihari hubungan baik dengan komite sekolah

c.    Memelihara dan mengembangkan hubungan hubungan sekolah dengan lembaga-lembaga lain, baik pemerintah maupun swasta

d.   Memberi pengertian kepada masyarakat tentang fungsi sekolah melalui bermacam-macam media komunikasi.

5.   Supervisor

Peranan supervisor dalam mengadakan hubungan dengan masyarakat antara lain:

a.    Membantu kepala sekolah merencanakan program hubungan sekolah dengan masyarakat.

b.    Membantu kepala sekolah meningkatkan dan mengembangkan kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat

c.    Membina staf mengisi program hubungan dengan masyarakat secara baik

d.   Membantu kepala sekolah mengadakan kontak-kontak hubungan dengan pihak yayasan, orang tua siswa, sekolah-sekolah, dan individu-individ u yang berkepentingan.

 

F.    Kerjasama Sekolah dengan Masyarakat

Pengaruh masyarakat terhadap sekolah sebagai lembaga pendidikan, terasa amat kuat,  dan berpengaruh kepada individu-individu yang ada dalam lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah terutama masyarakat yang kompleks yang terdiri dari berbagai macam tingkatan masyarakat yang saling melengkapi dan berlatar belakang dimensi budaya yang beraneka ragam. 

Oleh karenanya, amat penting adanya program sekolah yang selalu menghayati adanya hubungan kerja sama antara sekolah dengan masyarakat. Kerjasama antara sekolah dengan masyarakat dapat dilakukan dengan melibatkan orang tua, dan masyarakat.

Tujuan kerja sama antara sekolah adalah untuk memungkinkan masyarakat berpartisipasi aktif dalam kegiatan pendidikan di sekolah. Partisipasi itu nampak dari keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan di sekolah melalui kerja sama dengan para guru di dalam perencanaan program pendidikan individu anak-anak mereka. Peran orang tua dalam pendidikan yaitu bekerja sama dengan guru memonitor perkembangan siswa kea rah tercapainya tujuan-tujuan pendidikan, pendidkan, sosial, kepribadian, dan karir.

Keterlibatan masyarakat dalam program-program sekolah dapat dilihat melalui bentuk komunikasi. Melalui komunikasi merupakan sarana penyambung lidah antara sekolah dengan masyarakat dalam menjalankan program yang telah direncanakan di sekolah. Dengan komunikasi dapat terwujud kerja sama untuk melaksanakan program pendidikan di sekolah

Menurut Wahjosumidjo bentuk keterlibatan yang biasa digunakan sekolah-sekolah yang efektif yaitu:

1.    Kunjungan keluarga

2.    Pertemuan dengan orang tua siswa

3.    Sukarelawan masyarakat yang menaruh perhatian dalam dunia pendidikan

4.    Perwakilan masyarakat pada panitia penasihat atau pertimbangan pendidikan[6].

 

G.  Teknik Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Cara untuk menggambarkan keadaan sekolah kepada masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara atau metode. Melalui gambaran tentang keadaan sekolah tersebut diharapkan tercipta hubungan yang lebih erat antara sekolah dengan masyarakat.

Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto  menjelaskan bahwa teknik-teknik hubungan sekolah dengan masyarakat meliputi:

1.    Laporan kepada orang tua

Laporan yang diberikan sekolah kepada orang tua (masyarakat) berisi laporan tentang kemajuan anak, aktivitas anak di sekolah, kegiatan sekolah, dan segala sesuatu yang terjadi di sekolah yang berhubungan dengan pendidikan anak

2.    Buletin bulanan

Bulletin yang diterbitkan oleh sekolah berisi tentang kegiatan sekolah, artikel guru dan murid, pengumuman-pengumuman sekolah, berita-berita sekolah, dan berita-berita masyarakat yang perlu diketahui sekolah.

3.    Penerbitan surat kabar

Sekolah dapat menerbitkan surat kabar kalau memungkinkan. Surat kabar yang diterbitkan oleh sekolah berisi tentang artikel-artikel dan berita-berita tentang pendidikan.

4.    Pameran sekolah

Pameran sekolah merupakan kegiatan yang sangat efektif untuk memberikan gambaran tentang keadaan sekolah dengan berbagai aktifitasnya. Dengan pameran yang dilaksanakan sekolah, masyarakat dapat melihat secara langsung keadaan sekolah.

5.    Open house

“Open house” merupakan suatu metode mempersilahkan masyarakat yang berminat untuk meninjau sekolah serta mengobservasi kegiatan dan hasil kerja murid dan guru yang diadakan pada waktu yang telah terjadwal. Pada saat itulah masyarakat dapat melihat secara langsung proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Dari gambaran itu masyarakat dapat memberikan penilaian atas pelaksanaan pendidikan di sekolah.

6.    Kunjungan ke sekolah (school visitation)

Kunjungan orang tua ke sekolah dapat dilakukan sewaktu waktu, pada saat pelajaran berlangsung. Kunjungan itu dimaksudkan agar orang tua berkesempatan melihat kegiatan anak-anaknya saat mengikuti pelajaran atau saat anak-anaknya mengikuti kegiatan di laboratorium, di bengkel, dan lainnya.

7.    Kunjungan ke rumah murid (home visitation)

Kunjungan ke rumah murid dilakukan untuk mengetahui latar belakang kehidupan siswa di rumah. Kunjungan ini juga bermanfaat mempererat hubungan antara sekolah dengan orang tua siswa. Melalui kunjungan ini, juga dapat dijadikan kesempatan untuk membiccarakan dan mencari solusi atas masalah-masalah yang dihadapi siswa.

8.    Melalui penjelasan staf sekolah

Kepala sekolah hendaknya berusaha agar semua personel sekolah turut aktif mengambil bagian dalam mensukseskan program hubungan sekolah dengan masyarakat. Para personel sekolah dapat memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang policy sekolah, organisasi sekolah, dan semua kegiatan sekolah.

9.    Gambaran keadaan sekolah melalui murid

Siswa juga dapat didorong untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang keadaan sekolah. Melalui informs yang disampaikan melalui siswa, masyarakat dapat dengan mudah mengetahui keadaan sekolah.

10.    Melalui radio dan televisi

Radio dan televisi memiliki daya yang sangat kuat untuk menyebarkan informasi. Melalui radio dan televisi dapat diinformasikan kegiatan sekolah sehingga masyarakat dapat mengetahui situasi dan perkembangan sekolah. Radio dan televisi juga dapat menjadi media untuk menyampaikan pengumuman berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan.

11.    Laporan tahunan

Laporan tahunan disusun oleh kepala sekolah untuk diberikan kepada  pengawas sekolah atau kepada lembaga yang membawahinya atau kepada atasan langsung. Laporan tahunan ini juga dapat diinformasikan kepada masyarakat. Laporan tahunan ini berisi kurikulum, personalia, anggaran, dan situasi siswa[7].

 



[1] B. Suryobroto, Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat, Jakarta, PT Rineka Cipta, 2012, 50

[2] B. Suryobroto, 2012, 12-15

[3] M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2006.

 

[4] B. Suryobroto, 2021, 75

[5]Subandiyah, Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Kurikulum Muatan lokal di SD se Jawa Tengah,  Yogyakarta, LPM IKIP Yogyakarta, 1998, 12

 

[6] Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2010, 342

[7] Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya, 1982, 246-254