Tuesday, December 6, 2022

Kuliah 8 Dasar-Dasar Manajemen

 

Kuliah 8

Dasar-Dasaar Manajemen

STAI DUBA

 

Motivasi dalam Manajemen Bisnis

 1.    Pengertian Motivasi

Motivasi adalah suatu dorongan dan rangsangan yang menyebabkan seseorang bersemangat dalam bekerja karena terpenuhi kebutuhannya[1]. Menurut Tabroni motivasi adalah cara mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif, berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Parinussa (2011) bahwa
motivasi diartikan suatu sikap pimpinan dan pegawai terhadap situasi kerjandi
lingkungan organisasinya. Mereka yang bersikap positif terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja tinggi dan sebaliknya jika mereka bersikap negatif terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja yang rendah
[2].

Dalam pengertian lain motivasi dapat diartikan sebagai motif atau sebagai faktor pendorong yang bersifat internal yang datang dari dalam diri seseorang untuk menimbulkan dan mengarahkan perilaku atau perbuatan yang akan dilakukannya

 

2.    Tujuan Motivasi

Tujuan dari motivasi salah satunya yaitu untuk meningkatkan
semangat dan gairah kerja pegawai agar tetap berprestasi dan disiplin dalam
bekerja.Oleh karena itu, setiap perusahaan/instansi tidak lepas dari sebuah tujuan dan apabila tujuan perusahaan/instansi telah tercapai maka kinerja perusahaan/instansi tersebut baik
[3].

 

3.    Jenis-Jenis Motivasi

Berdasarkan beberapa teori tentang motivasi yang dikemukan para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk motivasi antara lain : motivasi berprestasi/kinerja, motivasi kekuasaan, motivasi sosial, ganjaran/umpan balik dan motivasi pribadi.

 

4.    Teori Kebutuhan Maslow

  1. Kebutuhan fisiologis,
    yakni kebutuhan dasar yang menunjang kehidupan manusia, mulai dari sandang, pangan, hingga papan. Tidak terpenuhinya kebutuhan fisiologis akan menyebabkan kebutuhan lainnya menjadi tidak mampu memotivasi manusia.
  2. Kebutuhan rasa aman,
    yakni kebutuhan untuk terbebas dari bahaya fisik dan rasa takut, baik ketakutan kehilangan
    [4]pekerjaan maupun materi.
  3. Kebutuhan sosial,
    yakni kebutuhan terhadap pergaulan dan interaksi sosial serta untuk menjadi bagian dari suatu kelompok.
  4. Kebutuhan penghargaan,
    yakni kebutuhan untuk dihargai oleh orang lain.
  5. Kebutuhan aktualisasi diri,
    yakni kebutuhan untuk mengembangkan diri menjadi sosok yang diimpikan

Penerapan dari teori motivasi sendiri tentunya amatlah beragam. Ambil contoh kita akan menerapkan teori motivasi Maslow, maka beberapa tindakan yang dapat dilakukan sebagai praktik pengelolaan motivasi adalah sebagai berikut.

  1. Memberi imbalan finansial (upah, gaji) untuk memenuhi kebutuhan fisik.
  2. Memberikan kontrak kerja dan jaminan pensiun agar para karyawan merasa terjamin dan aman.
  3. Memberikan identitas organisasi agar karyawan bisa merasa menjadi bagian di dalamnya (mulai dari hal-hal seperti etos dan tujuan perusahaan, sampai rincian kecil-kecil seperti pakaian kerja, yang mencerminkan identitas perusahaan tersebut.
  4. Memberi imbalan ataupun hadiah uang, promosi serta pengakuan dalam berbagai bentuk atas prestasi ataupun pelaksanaan kerja yang baik.
  5. Secara tidak langsung, walaupun gaji yang diterima dapat memungkinkan karyawan untuk melakukan hal-hal yang membantu mewujudkan terpenuhinya kebutuhan dirinya, organisasi terkait bisa memberikan mereka suatu lingkup kerja dan tanggung jawab bagi mereka untuk melakukan hal itu [5].

 

Tindakan yang dapat dilakukan oleh pimpinan antara lain sebagai berikut.

  1. Memastikan bahwa karyawan memperoleh imbalan finansial sesuai haknya.
  2. Memastikan bahwa karyawan memahami aturan dan program organisasi yang mendukung rasa aman mereka, dan bila memang mungkin angkatlah sebagai karyawan tetap.
  3. Menciptakan atmosfer tim di antara karyawan, misalnya melalui konsultasi serta pembagian kontrol dan tanggung jawab.
  4. Memberi pengakuan kepada setiap karyawan dengan cara memperhatikan perkembangan tiap karyawan tersebut dan memuji setiap kontribusinya terhadap tim dan organisasi.
  5. Membantu pengembangan diri karyawan, yakni dalam aspek responsibilitas, independensi, dan inisiatif [6].

 

 

Referensi

Rosmaini, Rosmaini, and Hasrudy Tanjung. “Pengaruh Kompetensi, Motivasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai.” Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen 2, no. 1 (October 12, 2019): 1–15. https://doi.org/10.30596/maneggio.v2i1.3366.

Krisnandi H., Efendi S., Sugiono E. (2019). Pengantar manajemen. Jakarta: LPU-UNAS.

Parinussa, A. F. (2011). Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Sekretariat DPRD Kota Jayapura. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 1 (1), pp. 34-62.

 



[1] Rosmaini Rosmaini and Hasrudy Tanjung, “Pengaruh Kompetensi, Motivasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai,” Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen 2, no. 1 (October 12, 2019): 1–15, https://doi.org/10.30596/maneggio.v2i1.3366.

[2] Parinussa, A. F. (2011). Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Sekretariat DPRD Kota Jayapura. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 1 (1), pp. 34-62.

[3] Rosmaini and Tanjung, “Pengaruh Kompetensi, Motivasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai.”

[4] Krisnandi H., Efendi S., Sugiono E. (2019). Pengantar manajemen. Jakarta: LPU-UNAS.

[5] Krisnandi H., Efendi S., Sugiono E.

[6] Krisnandi H., Efendi S., Sugiono E.

No comments:

Post a Comment