Monday, February 6, 2023

Kuliah 2 Supervisi Pendidikan Islam

 
Kuliah 2
Supervisi Pendidikan Islam
IAI Al-Khairat Pamekasan

 Konsep Dasar Supervisi

 

1.    Pengertian Supervisi

Supervisi berasal dari bahasa Inggris yaitu super yang artinya “di atas”, dan vision yang bearti “melihat”[1]. Oleh karena itu supervisi mengandung arti melihat dan meninjau yang dilakukan oleh atasan terhadap aktivitas, kreativitas, dan kinerja bawahan[2]. Webster (dalam Leddick dan Bernard) secara harfiah memaknai supervisi dengan “to over see” yang berarti mengawasi [3]. Secara terminologi supervisi adalah pembinaan guna membantu guru. Bantuan ini diperuntukkan kepada komponen pendidikan guna perbaikan proses pembelajaran dalam meningkatkan kompetensi dan mutu pembelajaran[4]. Bordman juga mendefinisikan supervisi sebagai sebuah usaha untuk menstimulus, mengkoordinasi, dan membimbing guru secara kontinu baik secara individual maupun secara kolektif agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran.

 

2.    Tujuan Supervisi

Sebagaimana definisi supervisi adalah layanan dan bantuan terhadap guru, maka tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk mengembangkan situasi belajar-mengajar   yang   dilakukan   guru   di   kelas. yang  p ada   gilirannya   untuk   meningkatkan   kualitas belajar siswa. Olive (dalam Yulia) mengemukakan bahwa sasaran supervisi adalah:

a.  Mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan oleh sekolah

b.  Meningkatkan proses belajar disekolah

c.  Mengembangkan seluruh staf di sekolah[5]

 

3.    Fungsi Supervisi

Menurut Burton dan Bruckner fungsi utama supervisi modern ialah menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi  proses pembelajaran peserta didik[6]. Briggs mengungkapkan bahwa fungsi utama supervisi bukan perbaikan pembelajaran saja, tapi untuk mengkoordinasi, menstimulasi, dan mendorong kea rah pertumbuhan profesi guru. Secara detail Swearingen dalam   bukunya   Supervision     of Instruction-Foundation   and   Dimention mengemukakan 8 fungsi supervisi:

a.     Mengkoordinasi semua usaha di sekolah

b.    Memperlengkapi kepemimpinana sekolah

c.     Memperluas pengalaman guru

d.    Menstimulus usah – usaha yang kreatif

e.     Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus

f.Menganalisis situasi belajar mengajar

g.    Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada setiap anggota staf[7]

 

4.    Prinsip-Prinsip Supervisi

Menurut Sagala ada enam prinsip yang harus dipenuhi, yaitu:

a.       Ilmiah, artinya kegiatan supervisi yang dikembangkan dan dilaksanakan harus sistematis, obyekif, dan mengunakan instrumen atau sarana yang memberikan informasi yang dapat dipercaya dan dapat menjadi bahan masukan dalam mengadakan evaluasi terhadap situasi belajar mengajar.

b.      Kooperatif, program supervisi pendidikan dikembangkan atas kerjasama antar supervisor dengan orang yang disupervisi. Dalam hal ini supervisor hendaknya dapat bekerjasama dengan guru, peserta didik, dan masyarakat sekolah yang berkepentingan dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar.

c.       Konstruktif dan Kreatif, membina para guru untuk selalu mengambil inisiatif sendiri dalam mengembangkan situasi belajar mengajar.

d.      Realistik, pelaksanaan supervisi pendidikan hatus mempertimbangkan dan memperhatikan segala sesuatu yang benar-benar ada di dalam situasi dan kondisi yang obyektif.

e.       Progresif, setiap kegiatan yang dilakukan tidak terlepas dari ukuran dan perhatian. Artinya apakah yang dilakukan oleh guru dapat melahirkan pembelajaran yang maju atau semakin lancarnya kegiatan belajar mengajar.

f.       Inovatif, program supervisi pendidikan selalu melakukan perubahan dengan penemuanpenemuan baru dalam rangkan perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan[8]

 

5.    Pentingnya Supervisi bagi Pendidikan Islam

      Dalam bukunya “Role of Supervisor and Curriculum Directors in a Climate of Change” Leeper menyimpulkan beberapa hal yang memberi gambaran tentang latar belakang perlunya supervisi antara lain sebagai berikut:

a.    Bahwa dalam perubahan sosial dewasa ini perlu diperhatikan dimensi baru, yaitu perubahan teknologi ruang angkasa

b.    Susunan Internasional yang berubah dari polarisasi kekuatan pluralisme dalam kekuatan

c.    Berkembangnya science dan teknologi yang semakin cepat

d.   Adanya urbanisasi yang semakin meningkat, menyebabkan masalah baru dalam pendidikan

e.    Adanya tuntutan hak-hak asasi manusia yang juga menyebabkan problema bagi para pendidik yang memerlukan pemecahan secara rasionil[9].

 

 

 

Referensi

 

Burton, WH, dan Lee J. Bruckner. (1955). Supervision. New York: Appleton Century-Craff, Inc

Daryanto, H.M . Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta,2006.

H. E. Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 239

George R. Leddick and Janine M. Bernard, “The History of Supervision: A Critical Review,” Counselor Education and Supervision 19, no. 3 (1980): 186–96, https://doi.org/10.1002/j.1556-6978.1980.tb00913.x.

Piet. A. Sahertian, Frans Mataheru, Prinsip & Tehnik Supervisi Pendidikan, (Surabaya: Usana Offset Printing, 1981),

Sarkati Sarkati, “KONSEP SUPERVISI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM,” Tarbiyah Islamiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam 9, no. 1 (January 9, 2019), https://doi.org/10.18592/jtipai.v9i1.3101.

Rahmah Yulia, “Supervisi Pendidikan” (INA-Rxiv, December 22, 2019), https://doi.org/10.31227/osf.io/ekmuq.

Swearingen, Mildred E. In Supervision of Instruction – Foundation and Dimension, Terjemahan. New York: Prentice Hall, Englewood Cliff, 1961

Saiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan (Bandung: Alfabeta, 2009),

 

 

 



[1] Sarkati Sarkati, “KONSEP SUPERVISI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM,” Tarbiyah Islamiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam 9, no. 1 (January 9, 2019), https://doi.org/10.18592/jtipai.v9i1.3101.

[2] H. E. Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 239

[3] George R. Leddick and Janine M. Bernard, “The History of Supervision: A Critical Review,” Counselor Education and Supervision 19, no. 3 (1980): 186–96, https://doi.org/10.1002/j.1556-6978.1980.tb00913.x.

[4] Daryanto, H.M . Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta,2006.

[5] Rahmah Yulia, “Supervisi Pendidikan” (INA-Rxiv, December 22, 2019), https://doi.org/10.31227/osf.io/ekmuq.

[6][6] Burton, WH, dan Lee J. Bruckner. (1955). Supervision. New York: Appleton Century-Craff, Inc

[7] Swearingen, Mildred E. In Supervision of Instruction – Foundation and Dimension, Terjemahan. New York: Prentice Hall, Englewood Cliff, 1961

[8] Saiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan (Bandung: Alfabeta, 2009),

[9] Piet. A. Sahertian, Frans Mataheru, Prinsip & Tehnik Supervisi Pendidikan, (Surabaya: Usana Offset Printing, 1981),

No comments:

Post a Comment