Kuliah 2
Supervisi Pendidikan Islam
IAI Al-Khairat Pamekasan
1.
Pengertian
Supervisi
Supervisi
berasal dari bahasa Inggris yaitu super yang artinya “di atas”, dan vision yang
bearti “melihat”[1].
Oleh karena itu supervisi mengandung arti melihat dan meninjau yang dilakukan
oleh atasan terhadap aktivitas, kreativitas, dan kinerja bawahan[2].
Webster (dalam Leddick dan Bernard) secara harfiah memaknai supervisi dengan “to
over see” yang berarti mengawasi [3].
Secara terminologi supervisi adalah pembinaan guna membantu guru. Bantuan ini
diperuntukkan kepada komponen pendidikan guna perbaikan proses pembelajaran
dalam meningkatkan kompetensi dan mutu pembelajaran[4].
Bordman juga mendefinisikan supervisi sebagai sebuah usaha untuk menstimulus,
mengkoordinasi, dan membimbing guru secara kontinu baik secara individual
maupun secara kolektif agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan
seluruh fungsi pengajaran.
2.
Tujuan
Supervisi
Sebagaimana definisi supervisi adalah layanan dan bantuan terhadap
guru, maka tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan
bantuan untuk mengembangkan situasi belajar-mengajar yang
dilakukan guru di
kelas. yang p ada gilirannya
untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Olive (dalam Yulia)
mengemukakan bahwa sasaran supervisi adalah:
a. Mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan oleh sekolah
b. Meningkatkan proses belajar disekolah
c. Mengembangkan seluruh staf di sekolah[5]
3.
Fungsi
Supervisi
Menurut Burton dan Bruckner fungsi utama supervisi
modern ialah menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran peserta didik[6]. Briggs
mengungkapkan bahwa fungsi utama supervisi bukan perbaikan pembelajaran saja,
tapi untuk mengkoordinasi, menstimulasi, dan mendorong kea rah pertumbuhan
profesi guru. Secara detail Swearingen dalam
bukunya Supervision of Instruction-Foundation and
Dimention mengemukakan 8 fungsi supervisi:
a. Mengkoordinasi semua usaha di sekolah
b. Memperlengkapi kepemimpinana sekolah
c. Memperluas pengalaman guru
d. Menstimulus usah – usaha yang kreatif
e. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus
f.Menganalisis situasi belajar mengajar
g. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada setiap anggota staf[7]
4.
Prinsip-Prinsip
Supervisi
Menurut
Sagala ada enam prinsip yang harus dipenuhi, yaitu:
a.
Ilmiah, artinya
kegiatan supervisi yang dikembangkan dan dilaksanakan harus sistematis,
obyekif, dan mengunakan instrumen atau sarana yang memberikan informasi yang
dapat dipercaya dan dapat menjadi bahan masukan dalam mengadakan evaluasi
terhadap situasi belajar mengajar.
b.
Kooperatif,
program supervisi pendidikan dikembangkan atas kerjasama antar supervisor
dengan orang yang disupervisi. Dalam hal ini supervisor hendaknya dapat
bekerjasama dengan guru, peserta didik, dan masyarakat sekolah yang berkepentingan
dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar.
c.
Konstruktif dan
Kreatif, membina para guru untuk selalu mengambil inisiatif sendiri dalam
mengembangkan situasi belajar mengajar.
d.
Realistik,
pelaksanaan supervisi pendidikan hatus mempertimbangkan dan memperhatikan
segala sesuatu yang benar-benar ada di dalam situasi dan kondisi yang obyektif.
e.
Progresif,
setiap kegiatan yang dilakukan tidak terlepas dari ukuran dan perhatian.
Artinya apakah yang dilakukan oleh guru dapat melahirkan pembelajaran yang maju
atau semakin lancarnya kegiatan belajar mengajar.
f.
Inovatif,
program supervisi pendidikan selalu melakukan perubahan dengan penemuanpenemuan
baru dalam rangkan perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan[8]
5.
Pentingnya
Supervisi bagi Pendidikan Islam
Dalam bukunya “Role
of Supervisor and Curriculum Directors in a Climate of Change” Leeper
menyimpulkan beberapa hal yang memberi gambaran tentang latar belakang perlunya
supervisi antara lain sebagai berikut:
a.
Bahwa dalam
perubahan sosial dewasa ini perlu diperhatikan dimensi baru, yaitu perubahan
teknologi ruang angkasa
b.
Susunan
Internasional yang berubah dari polarisasi kekuatan pluralisme dalam kekuatan
c.
Berkembangnya
science dan teknologi yang semakin cepat
d.
Adanya
urbanisasi yang semakin meningkat, menyebabkan masalah baru dalam pendidikan
e.
Adanya tuntutan
hak-hak asasi manusia yang juga menyebabkan problema bagi para pendidik yang
memerlukan pemecahan secara rasionil[9].
Referensi
Burton, WH, dan Lee J.
Bruckner. (1955). Supervision. New York: Appleton Century-Craff, Inc
Daryanto, H.M .
Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta,2006.
H. E. Mulyasa,
Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 239
George R.
Leddick and Janine M. Bernard, “The History of Supervision: A Critical Review,”
Counselor Education and Supervision 19, no. 3 (1980): 186–96,
https://doi.org/10.1002/j.1556-6978.1980.tb00913.x.
Piet. A.
Sahertian, Frans Mataheru, Prinsip & Tehnik Supervisi Pendidikan,
(Surabaya: Usana Offset Printing, 1981),
Sarkati
Sarkati, “KONSEP SUPERVISI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM,” Tarbiyah Islamiyah:
Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam 9, no. 1 (January 9, 2019),
https://doi.org/10.18592/jtipai.v9i1.3101.
Rahmah Yulia,
“Supervisi Pendidikan” (INA-Rxiv, December 22, 2019),
https://doi.org/10.31227/osf.io/ekmuq.
Swearingen,
Mildred E. In Supervision of Instruction – Foundation and Dimension,
Terjemahan. New York: Prentice Hall, Englewood Cliff, 1961
Saiful Sagala,
Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan (Bandung: Alfabeta, 2009),
[1] Sarkati
Sarkati, “KONSEP SUPERVISI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM,” Tarbiyah Islamiyah:
Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam 9, no. 1 (January 9, 2019),
https://doi.org/10.18592/jtipai.v9i1.3101.
[2] H. E. Mulyasa,
Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 239
[3] George R.
Leddick and Janine M. Bernard, “The History of Supervision: A Critical Review,”
Counselor Education and Supervision 19, no. 3 (1980): 186–96,
https://doi.org/10.1002/j.1556-6978.1980.tb00913.x.
[4] Daryanto, H.M
. Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta,2006.
[5] Rahmah Yulia,
“Supervisi Pendidikan” (INA-Rxiv, December 22, 2019),
https://doi.org/10.31227/osf.io/ekmuq.
[6][6] Burton, WH, dan Lee J.
Bruckner. (1955). Supervision. New York: Appleton Century-Craff, Inc
[7]
Swearingen, Mildred E. In Supervision of Instruction – Foundation and
Dimension, Terjemahan. New York: Prentice Hall, Englewood Cliff, 1961
[8] Saiful Sagala,
Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan (Bandung: Alfabeta, 2009),
[9] Piet. A.
Sahertian, Frans Mataheru, Prinsip & Tehnik Supervisi Pendidikan,
(Surabaya: Usana Offset Printing, 1981),
No comments:
Post a Comment