Kuliah 10
Administrasi Pendidikan
Administrasi Hubungan Masyarakat
A.
Pengertian
Hubungan Masyarakat
Istilah hubungan masyarakat pertama kali
dikemukakan oleh Presiden Amerika
Serikat, Thomas Jefferson pada tahun 1807, ketika menyampaikan pesan
kepada kongres yang berhubungan dengan foreing relations (hubungan luar
negeri Amerika Seikat). Kemudian, Ivylee
(1921) menggunakan istilah tersebut
sebagai nama public relation yang
diterbitkan secara berkala di New York. Selanjutnya, Edward L. Bernays
mempopulerkan istilah tersebut dalam bukunya Crystallizing Public
Opinion (1923). Selanjutnya George
Creel, orang pertama yang memperaktikkan public relation dalam bidang pemerintahan ketika ia meanjabat
sebagai pemimpin public relation pada Presiden Wilson[1].
Pengertian hubungan masyarakat atau yang
biasanya disebut humas hingga saat kini masih menjadi perdebatan para ahli[2].
Berikut beberapa pendapat para ahli tentang hubungan masyarakat.
1.
Menurut
Glennad Denny Griswold (1996)
Public relations
is the management function which evaluates public attitudes, identifies and
prosedures of an individual or organization with the public interes, and
executes a program of action to earn public understanding and acceptance.
Menurut Glennad
Denny Griswold humas merupakan salah satu fungsi manajemen yang diadakan untuk
menilai dan menyimpulkan sikap publik, menyesuaikan kebijaksanaan dan prosedur
instansi atau organisasi dengan kepentengan umum, menjalankan suatu program
untuk menapatkan pengertian dan dukungan masyarakat.
2.
Menurut
Oemi Abdurahman
Oemi Abdurrahman
menyatakan bahwa humas adalah kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh
pengertian, dukungan, kepercayaan, serta penghargaan pada dan dari public suatu
badan pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
3.
Menurut
Edward L. Bernays
Edward L. Bernays
mengatakan bahwa hubungan masyakat mempunyai tiga pengertian yaitu:
a.
Memberikan
penerangan kepada masyarakat
b.
Membujuk
masyarakat untuk mengubah sikap dan tindakannya
c.
Mengusahakan
untuk mengintegrasikan sikap dan tindakan perusahaan dengan mayarakat dan
sebaliknya , masyarakat dengan perusahaan.
4.
Menurut
Ibnoe Syamsi (1967)
Humas adalah
kegiatan organisasi untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan masyaakat
agar mereka mendukungnya denga sadar dan sukarela.
5.
Menurut
Waluyo
Waluyo dalam
bukunya, Komunikasi dalam Praktek, menyatakan bahwa humas adalah kegiatan
pemberian informasi da sejenisnya atau seperti yang diartikan dalam istilah
komunikasi. Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses
pemberian informasi dari satu pihak, biasanya lembaga, kepada pihak lain, yaitu
lembaga, kelompok masyarakat tertentu, atau masyarakat umum.
Dari keterangan para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa hubungan masyarakat adalah suatu kegiatan yang dilakukan
bersama-sama antara lembaga dan masyarakat dengan tujuan memperoleh pengertian,
kepercayaan, penghargaan, hubungan harmonis, serta dukungan secara sadar dan
sukarela.
B.
Bentuk
Kegiatan Hubungan masyakat
Sekolah biasanya terletak di tengah-tengah
masyarakat. Dengan demikian, pihak sekolah tidak boleh menafikan hubungan
sekolah dengan masyarakat, karena masyarakat adalah salah satu faktor pendukung
kelangsungan pendidikan.
Menurut Ngalim Purwanto (1975), hubungan
sekolah dengan masyarakat mencakup hubungan sekolah dengan sekolah lain,
hubungan sekolah dengan pemerintah setempat, hubungan sekolah dengan instansi
lain, dan hubungan sekolah dengan masyarakat umum. Hendaknya semua hubungan
tersebut merupakan hubungan kerja sama yang bersifat pedagogis, sosiologis, dan
produktif, yang dapat memberikan keuntungan, kebaikan, dan kemajuan kedua belah
pihak[3].
Kegiatan humas dibedakan menjadi dua yaitu
kegiatan publisitas ke dalam (keiatan internal) dan kegiatan publisitas ke luar
(kegiatan eksteral)
1.
Kegiatan
internal
Kegiatan
internal merupakan kegiatan publisitas ke dalam yang sasarannya warga sekolah,
yakni para guru, para tenaga administrasi (tata usaha), dan para siswa.
Pada
prinsipnya kegiatan internal bertujuan untuk:
a.
Memberi
penjelasan tentang kebijaksanaan penyelenggaraan dan perkembangan sekolah
b.
Menampung
saran dan pendapat warga sekolah yang berhubungan dengan pembinaan dan
pengembangan sekolah
c.
Memelihara
hubungan harmonis sehingga tercapai satu kerja sama antarwarga sekolah.
Kegiatan
internal dibedakan atas kegiatan langsung, yaitu tatap muka langsung, dan
kegiatan tidak langsung yaitu kegiatan melalui media tertentu.
Kegiatan
langsung, antara lain berupa:
a.
Rapat
dewan guru
b.
Upacara
sekolah
c.
Karyasiwata
atau rekreasi bersama
d.
Penjelasan
lisan di berbagai kesempatan, misalnya pada acara arisan dan swalayan
Kegiatan
tidak langsung, antara lain berupa:
a.
Penyampaian
informasi melalui surat edaran
b.
Penggunaan
papan pengumuman sekolah
c.
Penyelenggaraan
majalah dinding
d.
Penerbitan
buletin untuk dibagikan kepada warga sekolah
e.
Pemasangan
iklan atau pemberitahuan khusus melalui media massa pada kesempatan-kesempatan
tertentu
f.
Pelaksanaan
kegiatan tatap muka yang tidak bersifat rutin, antara lain pentas seni dan
acara tutup tahun.
2.
Kegiatan
eksternal
Kegiatan
eksternal adalah kegiatan yang ditujukan kepada publik atau masyarakat di luar
sekolah. Kegiatan eksternal dibedakan menjadi dua yaitu kegiatan langsung dan
kegiatan tidak langsung.
Kegiatan
langsung adalah kegiatan yang dilaksanakan secara langsung misalnya rapat
dengan komite sekolah, konsultasi dengan tokoh masyarakat, dan melayani
kunjungan tamu. Kegiatan tidak langsung adalah kegiatan yang berhubungan dengan
masyarakat melalui perantara media tertentu, misalnya malalui televisi, radio,
media cetak, pameran, dan penerbitan majalah.
C.
Media
dan Alat Kegiatan Humas Sekolah
Media dan alat
kegiatan humas sekolah dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
1.
Media
dan alat kegiatan humas sekolah yang bersifat visual (indra penghlihatan)
2.
Media
dan alat kegiatan humas sekolah yang bersifat audio (indra pendengaran)
3.
Media
dan alat kegiatan humas sekolah yang bersifat audiovisual (indra penglihatan
dan pendengaran.
Media
dan alat kegiatan humas sekolah yang bersifat visual dapat berupa:
a.
Pameran
sekolah
b.
Foto
peristiwa penting
c.
Proyektor
dengan slidenya
d.
Majalah
dinding
e.
Buletin
f.
Surat
kabar
g.
Surat
h.
Selebaran
i.
Pamplet,
poster, spanduk
j.
Lambang
k.
Bendera
l.
Karikatur
m.
Gambar
n.
Buku
paper, kliping, laporan
o.
Papan
pengumuman
p.
Mesin
ketik, mesin stensil
q.
Majalah
sekolah
r.
Studi
lapangan (field study)
s.
Pekan
olahraga
t.
Piagam,
vandal
u.
Kepramukaan
v.
Pakaian
seragam, lencana
Media
dan alat kegiatan humas sekolah yang bersifat audio antara lain:
a.
Radio
b.
Tape
recorder
c.
Piringan
hitam
d.
Telepon
e.
Pengeras
suara
f.
Aipon
g.
Kesenian
dan alatnya
h.
Wawancara,
tanya jawab, dengar pendapat
Media dan alat kegiata humas sekolah yang
bersifat audiovisual antara lain:
a.
Film
b.
Televisi
c.
Sandiwara,
wayang, ketoprak
d.
Tari
e.
Ceramah
f.
Rapat
g.
Diskusi,
seminar
h.
Pertemuan,
musyawarah
i.
Peringatan
hari bersejarah
j.
Acara
tutup tahun
k.
Kegiatan
sosial masyarakat
l.
Konferensi
pers
m.
Kunjungan
ke rumah (home visit)
n.
Tamu
undangan, kunjungan tamu
o.
Pawai
dan karnaval
D.
Partisipasi
Masyarakat dalam Kegiatan Pendidikan di Sekolah
Hubungan
sekolah dengan masyarakat memiliki peran yang sangat penting bagi sekolah,
karena hubungan tersebut merupakan satu jembatan saling pengertian sehingga
mereka dapat berpartisipasi secara positif dan dapat memberikan dukungan moral
dan materi secara ikhals.Oleh karena itu, hubungan sekolah dengan masyarakat
perlu dibina, dibangun dan dipelihara sebaik-baiknya agar tujuan pendidikan
dapat tercapai dengan baik.
Hingga
kini, belum didapat satu kesepakatan tentang pengertian, indikator, maupun
ukuran yang digunakan para ahli mengenai bentuk partisipasi masyarakat dalam
kegiatan pendidikan di sekolah. Namun, partisipasi masyarakat sering diartikan
sebagai sumbangan tenaga, uang atau barang dalam rangka mensukseskan program
pendidikan di sekolah.
Menurut
B. Suryobroto bentuk partisipasi masyarakat terhadap pendidikan dapat berbentuk
antara lain:
1.
Partisipasi
dalam proses perencanaan atau pembuatan keputusan
2.
Partisipasi
dalam pelaksanaan program
3.
Partisipasi
dalam pemanfaatan hasil
4.
Partisipasi
dalam pengevaluasian program[4].
Sementara
Dusselsop, seperti dikutip Subandiyah menyatakan bahwa kegiatan partisipasi
masyarakat antara lain:
1.
Mendatangi
pertemuan
2.
Melibatkan
diri dalam diskusi
3.
Melibatkan
diri dan berparstisipasi dalam segala aspek organisasi, misalnya menyelenggarakan
pertemuan kelompok, mempengaruhi orang luar untuk ikut dalam kegiatan kelompok,
serta memimpin diskusi kelomok.
4.
Membantu
untuk memperoleh bantuan tenaga, modal, fasilitas, dan kemampuan mental
5.
Mengambil
bagian dalam proses penentuan keputusan, dengan cara menyatakan pendapat atas
berbagai masah penting, misalnya pemilihan wakil kelompok, penilaian
efektivitas, efisiensi, dan relevansi kegiatan.
6.
Memanfaatkan
hasil yang diraih, misalnya berperan dalam pemanfaatan program ekonomi yang
merupakan hasil dari partisipasi suatu kegiatan koperasi[5].
Selain
partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan secara umum, terdapat pula
partisipasi masyarakat secara khusus, misalnya pelaksanaan muatan lokal.
Pelaksanaan program muatan lokal adalah keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan
pencetusan ide, perencanaan program, pemecahan dan pengevaluasian masalah,
serta pelaksanaan muatan lokal.
E.
Pihak
pihak yang terkait dengan sekolah dan masyarakat
Dalam
kaitannya dengan hubungan sekolah dengan masyarakat, ada beberapa pihak yang
punya andil dalam pembentukan hubungan sekolah dengan masyarakat antara lain:
1.
Orang
tua
Peranan orang tua
dalam pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat antara lain:
a.
Mendukung
pelaksanaan belajar mengajar di sekolah
b.
Berpartisipasi
aktif dalam mensosioalisasikan kegiatan sekolah
c.
Menginformasikan
nilai-nialai positif dari kegiatan sekolah kepada masyarakat secara luas
d.
Bekerja
sama dengan komite sekolah atau pihak sekolah dalam pengadaan sumber belajar
2.
Guru
Peranan guru dalam hubungan antara sekolah
dengan masyarakat antara lain:
a.
Berkomunikasi
secara berkala dengan keluarga, yaitu orang tua wali siswa tentang kemajuan
anak mereka dalam belajar
b.
Bekerja
sama dengan masyarakat untuk menjaring anak yang tidak bersekolah agar
bersekolah
c.
Menjelaskan
manfaat dan tujuan sekolah kepada orang tua siswa
d.
Mempersiapkan
anak agar berani berinteraksi dengan masyarakat sebagai bagian dari kurikulum,
seperti kegiatan memperingati memperingati hari-besar agama dan hari nasional
yang melibatka masyarakat.
3.
Komite
sekolah
Komte sekolah
adalah sebuah badan mandiri yang mewadahi peran masyarakat dalam rangka
meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan.
Peran komite
sekolah antara lain:
a.
Memberikan
pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan
pendidikan di satuan pendidikan
b.
Pendukung
(supporting agency), baik yang berwujud finansial, pemikiran,
maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan
c.
Pengontrol
(controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas
penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan
d.
Mediator
antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di satuan pendidikan
4.
Kepala
sekolah
Peran
Kepala Sekolah dalam hubungan masyarakat antara lain:
a.
Mengatur
hubungan sekolah dengan wali siswa
b.
Memelihari
hubungan baik dengan komite sekolah
c.
Memelihara
dan mengembangkan hubungan hubungan sekolah dengan lembaga-lembaga lain, baik
pemerintah maupun swasta
d.
Memberi
pengertian kepada masyarakat tentang fungsi sekolah melalui bermacam-macam
media komunikasi.
5.
Supervisor
Peranan
supervisor dalam mengadakan hubungan dengan masyarakat antara lain:
a.
Membantu
kepala sekolah merencanakan program hubungan sekolah dengan masyarakat.
b.
Membantu
kepala sekolah meningkatkan dan mengembangkan kegiatan hubungan sekolah dengan
masyarakat
c.
Membina
staf mengisi program hubungan dengan masyarakat secara baik
d.
Membantu
kepala sekolah mengadakan kontak-kontak hubungan dengan pihak yayasan, orang
tua siswa, sekolah-sekolah, dan individu-individ u yang berkepentingan.
F.
Kerjasama Sekolah dengan Masyarakat
Pengaruh masyarakat terhadap sekolah
sebagai lembaga pendidikan, terasa amat kuat,
dan berpengaruh kepada individu-individu yang ada dalam lingkungan
sekolah. Lingkungan sekolah terutama masyarakat yang kompleks yang terdiri dari
berbagai macam tingkatan masyarakat yang saling melengkapi dan berlatar
belakang dimensi budaya yang beraneka ragam.
Oleh karenanya, amat penting adanya
program sekolah yang selalu menghayati adanya hubungan kerja sama antara
sekolah dengan masyarakat. Kerjasama antara sekolah dengan masyarakat dapat
dilakukan dengan melibatkan orang tua, dan masyarakat.
Tujuan kerja sama antara sekolah adalah
untuk memungkinkan masyarakat berpartisipasi aktif dalam kegiatan pendidikan di
sekolah. Partisipasi itu nampak dari keterlibatan orang tua dalam proses
pendidikan di sekolah melalui kerja sama dengan para guru di dalam perencanaan
program pendidikan individu anak-anak mereka. Peran orang tua dalam pendidikan
yaitu bekerja sama dengan guru memonitor perkembangan siswa kea rah tercapainya
tujuan-tujuan pendidikan, pendidkan, sosial, kepribadian, dan karir.
Keterlibatan masyarakat dalam
program-program sekolah dapat dilihat melalui bentuk komunikasi. Melalui komunikasi
merupakan sarana penyambung lidah antara sekolah dengan masyarakat dalam
menjalankan program yang telah direncanakan di sekolah. Dengan komunikasi dapat
terwujud kerja sama untuk melaksanakan program pendidikan di sekolah
Menurut Wahjosumidjo bentuk keterlibatan
yang biasa digunakan sekolah-sekolah yang efektif yaitu:
1.
Kunjungan
keluarga
2.
Pertemuan
dengan orang tua siswa
3.
Sukarelawan
masyarakat yang menaruh perhatian dalam dunia pendidikan
4.
Perwakilan
masyarakat pada panitia penasihat atau pertimbangan pendidikan[6].
G.
Teknik
Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Cara untuk menggambarkan keadaan sekolah
kepada masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara atau metode. Melalui
gambaran tentang keadaan sekolah tersebut diharapkan tercipta hubungan yang
lebih erat antara sekolah dengan masyarakat.
Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto menjelaskan bahwa teknik-teknik hubungan
sekolah dengan masyarakat meliputi:
1.
Laporan
kepada orang tua
Laporan
yang diberikan sekolah kepada orang tua (masyarakat) berisi laporan tentang
kemajuan anak, aktivitas anak di sekolah, kegiatan sekolah, dan segala sesuatu
yang terjadi di sekolah yang berhubungan dengan pendidikan anak
2.
Buletin
bulanan
Bulletin
yang diterbitkan oleh sekolah berisi tentang kegiatan sekolah, artikel guru dan
murid, pengumuman-pengumuman sekolah, berita-berita sekolah, dan berita-berita
masyarakat yang perlu diketahui sekolah.
3.
Penerbitan
surat kabar
Sekolah
dapat menerbitkan surat kabar kalau memungkinkan. Surat kabar yang diterbitkan
oleh sekolah berisi tentang artikel-artikel dan berita-berita tentang
pendidikan.
4.
Pameran
sekolah
Pameran
sekolah merupakan kegiatan yang sangat efektif untuk memberikan gambaran
tentang keadaan sekolah dengan berbagai aktifitasnya. Dengan pameran yang
dilaksanakan sekolah, masyarakat dapat melihat secara langsung keadaan sekolah.
5.
Open
house
“Open
house” merupakan
suatu metode mempersilahkan masyarakat yang berminat untuk meninjau sekolah
serta mengobservasi kegiatan dan hasil kerja murid dan guru yang diadakan pada
waktu yang telah terjadwal. Pada saat itulah masyarakat dapat melihat secara
langsung proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Dari gambaran itu
masyarakat dapat memberikan penilaian atas pelaksanaan pendidikan di sekolah.
6.
Kunjungan
ke sekolah (school visitation)
Kunjungan
orang tua ke sekolah dapat dilakukan sewaktu waktu, pada saat pelajaran
berlangsung. Kunjungan itu dimaksudkan agar orang tua berkesempatan melihat
kegiatan anak-anaknya saat mengikuti pelajaran atau saat anak-anaknya mengikuti
kegiatan di laboratorium, di bengkel, dan lainnya.
7.
Kunjungan
ke rumah murid (home visitation)
Kunjungan
ke rumah murid dilakukan untuk mengetahui latar belakang kehidupan siswa di
rumah. Kunjungan ini juga bermanfaat mempererat hubungan antara sekolah dengan
orang tua siswa. Melalui kunjungan ini, juga dapat dijadikan kesempatan untuk
membiccarakan dan mencari solusi atas masalah-masalah yang dihadapi siswa.
8.
Melalui
penjelasan staf sekolah
Kepala
sekolah hendaknya berusaha agar semua personel sekolah turut aktif mengambil
bagian dalam mensukseskan program hubungan sekolah dengan masyarakat. Para
personel sekolah dapat memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang policy
sekolah, organisasi sekolah, dan semua kegiatan sekolah.
9.
Gambaran
keadaan sekolah melalui murid
Siswa
juga dapat didorong untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang
keadaan sekolah. Melalui informs yang disampaikan melalui siswa, masyarakat
dapat dengan mudah mengetahui keadaan sekolah.
10.
Melalui
radio dan televisi
Radio
dan televisi memiliki daya yang sangat kuat untuk menyebarkan informasi.
Melalui radio dan televisi dapat diinformasikan kegiatan sekolah sehingga
masyarakat dapat mengetahui situasi dan perkembangan sekolah. Radio dan
televisi juga dapat menjadi media untuk menyampaikan pengumuman berkaitan
dengan penyelenggaraan pendidikan.
11.
Laporan
tahunan
Laporan tahunan disusun oleh kepala
sekolah untuk diberikan kepada pengawas
sekolah atau kepada lembaga yang membawahinya atau kepada atasan langsung.
Laporan tahunan ini juga dapat diinformasikan kepada masyarakat. Laporan
tahunan ini berisi kurikulum, personalia, anggaran, dan situasi siswa[7].
[3] M. Ngalim Purwanto, Administrasi
dan Supervisi Pendidikan, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2006.
[5]Subandiyah, Partisipasi
Masyarakat dalam Pelaksanaan Kurikulum Muatan lokal di SD se Jawa Tengah, Yogyakarta, LPM IKIP Yogyakarta, 1998, 12
[7] Hendyat Soetopo
dan Wasty Soemanto, Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan, Usaha
Nasional, Surabaya, 1982, 246-254
No comments:
Post a Comment