Kuliah 4
Akhlak Tasawuf
Akhlak Mahmudah dan Madzmumah
1. Akhlak Mahmudah
Akhlak mahmudah (terpuji) adalah perbuatan yang dibenarkan
oleh agama (Allah dan RasulNya). Contohnya : disiplin, hidup bersih, ramah, sopan-santun, syukur
nikmat, hidup sederhana, rendah hati, jujur, rajin, percaya diri, kasih sayang,
taat, rukun, tolong-menolong, hormat dan patuh, sidik, amanah, tablig,
fathanah, tanggung jawab, adil, bijaksana, teguh pendirian, dermawan, optimis,
qana’ah, dan tawakal.
Contoh :
a. Ikhlas
Menurut al-Qurtubi, ikhlas pada
dasarnya berarti memurnikan perbuatan dari pengaruh-pengaruh makhluk. Abu
Al-Qasim Al-Qusyairi mengemukakan arti ikhlas dengan menampilkan sebuah riwayat
dari Nabi Saw, “Aku pernah bertanya kepada Jibril tentang ikhlas. Lalu Jibril
berkata, “Aku telah menanyakan hal itu kepada Allah,” lalu Allah berfirman,
“(Ikhlas) adalah salah satu dari rahasiaku yang Aku berikan ke dalam hati
orang-orang yang kucintai dari kalangan hamba-hamba-Ku.”
b. Amanah
Secara bahasa amanah berarti al-wafa’
(memenuhi) dan wadi’ah (titipan) sedangkan secara definisi amanah berarti
memenuhi apa yang dititipkankan kepadanya. Hal ini didasarkan pada firman Allah
SWT: “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk mengembalikan
titipan-titipan kepada yang memilikinya, dan jika menghukumi diantara manusia
agar menghukumi dengan adil…” (QS 4:58).
c. Adil
Adil berarti
menempatkan/meletakan sesuatu pada tempatnya. Adil juga berarti perbuatan yang
tidak berat sebelah. Para Ulama menempatkan adil kepada beberapa peringkat,
yaitu adil terhadap diri sendiri, bawahan, atasan/ pimpinan dan sesama saudara.
Nabi Saw bersabda, “Tiga perkara yang menyelamatkan yaitu takut kepada Allah
ketika bersendiriaan dan di keramaian, berlaku adil pada ketika suka dan marah,
dan berjimat cermat ketika susah dan senang; dan tiga perkara yang membinasakan
yaitu mengikuti hawa nafsu, terlampau bakhil, dan kagum seseorang dengan
dirinya sendiri.” (HR. AbuSyeikh).
d. Bersyukur
Bersyukur adalah mengakui
adanya nikmat dan menampakkannya serta memuji (atas) pemberian nikmat
tersebut.Sedangkan makna syukur secara syar’i adalah : Menggunakan nikmat
AllahSWT dalam (ruang lingkup) hal-hal yang dicintainya. Lawannya syukur adalah
kufur.Yaitu dengan cara tidak memanfaatkan nikmat tersebut, atau menggunakannya
pada hal-hal yang dibenci oleh Allah SWT.
2.
Akhlak Madzmumah
Akhlak Mazmumah (tercela) adalah perbuatan yang tidak
dibenarkan oleh agama (Allah dan RasulNya). Contohnya : hidup kotor, berbicara
jorok/kasar, bohong, sombong, malas, durhaka, khianat, iri, dengki,
membangkang, munafik, hasud, kikir, serakah, pesimis, putus asa, marah, fasik,
dan murtad, kufur, syirik, riya, nifaaq, anaaniah, putus asa, ghadlab, tamak,
takabbur, hasad, dendam, giibah, fitnah, dan namiimah, aniaya dan
diskriminasi, perbuatan dosa besar (seperti mabuk-mabukan, berjudi, zina,
mencuri, mengkonsumsi narkoba), israaf, tabdzir.
Contoh akhlak madzmumah
a.
Gemar
Makan dan Minum. Hadis Nabi saw yang bermaksud : “Yang terlebih Afdal(utama)
pada Allah swt ialah orang yg banyak berlapar dan banyak tafakur (berfikir
sambil meneliti) Dan yang terlebih benci kepada Allah ialah orang yang banyak
makan, banyak tidur dan banyak minum”.
b.
Banyak berkata-kata perkara sia-sia ialah
manusia yang suka berkata-kata, berbual-bual dan bersembang-sembang perkara
yang laqa (lalai) seperti mencaci orang, menfitnah, hanya kepentingan dunia,
perkara tanpa faedah dan sebagainya. Firman Allah swt yang bermaksud : “Tidak
ada kebaikan pada kebanyakan bisikan2 mereka, melainkan bisikan2 daripada yang
menyuruh (manusia) bersedekah, atau berbuat makruf, atau mendamaikan manusia”.
(An-Nisa : 114)
c.
Marah
ialah berpunca dari kurang kesabaran dalam menghadapi sebarang keadaan. Orang
yang demikian, selalunya didorong oleh pengaruh Syaitan yang ingin merosakkan
iman dan dirinya.
d.
Hasad
dengki, dan iri hati ialah seseorang itu rasa kurang senang dengan nikmat yang
dikecapi orang lain lalu mengharapkan nikmat itu terhapus daripadanya. Hadis
Nabi saw yang bermaksud : “Hasad itu memakan (memusnahkan) kebaikan ,
sebagaimana api memakan (membakar) kayu.”
No comments:
Post a Comment