Wednesday, February 12, 2020

Kuliah 4 AKhlak Tasawuf


Kuliah 4
Akhlak Tasawuf

Akhlak Mahmudah dan Madzmumah

1.    Akhlak Mahmudah
Akhlak mahmudah (terpuji) adalah perbuatan yang dibenarkan oleh agama (Allah dan RasulNya). Contohnya : disiplinhidup bersih, ramah, sopan-santun, syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati, jujur, rajin, percaya diri, kasih sayang, taat, rukun,  tolong-menolong, hormat dan patuh, sidik, amanah, tablig, fathanah, tanggung jawab, adil, bijaksana, teguh pendirian, dermawan, optimis, qana’ah, dan tawakal.
Contoh :
a.    Ikhlas
Menurut al-Qurtubi, ikhlas pada dasarnya berarti memurnikan perbuatan dari pengaruh-pengaruh makhluk. Abu Al-Qasim Al-Qusyairi mengemukakan arti ikhlas dengan menampilkan sebuah riwayat dari Nabi Saw, “Aku pernah bertanya kepada Jibril tentang ikhlas. Lalu Jibril berkata, “Aku telah menanyakan hal itu kepada Allah,” lalu Allah berfirman, “(Ikhlas) adalah salah satu dari rahasiaku yang Aku berikan ke dalam hati orang-orang yang kucintai dari kalangan hamba-hamba-Ku.”
b. Amanah
Secara bahasa amanah berarti al-wafa’ (memenuhi) dan wadi’ah (titipan) sedangkan secara definisi amanah berarti memenuhi apa yang dititipkankan kepadanya. Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT: “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk mengembalikan titipan-titipan kepada yang memilikinya, dan jika menghukumi diantara manusia agar menghukumi dengan adil…” (QS 4:58).
c.   Adil
Adil berarti menempatkan/meletakan sesuatu pada tempatnya. Adil juga berarti perbuatan yang tidak berat sebelah. Para Ulama menempatkan adil kepada beberapa peringkat, yaitu adil terhadap diri sendiri, bawahan, atasan/ pimpinan dan sesama saudara. Nabi Saw bersabda, “Tiga perkara yang menyelamatkan yaitu takut kepada Allah ketika bersendiriaan dan di keramaian, berlaku adil pada ketika suka dan marah, dan berjimat cermat ketika susah dan senang; dan tiga perkara yang membinasakan yaitu mengikuti hawa nafsu, terlampau bakhil, dan kagum seseorang dengan dirinya sendiri.” (HR. AbuSyeikh).
d.  Bersyukur
Bersyukur adalah mengakui adanya nikmat dan menampakkannya serta memuji (atas) pemberian nikmat tersebut.Sedangkan makna syukur secara syar’i adalah : Menggunakan nikmat AllahSWT dalam (ruang lingkup) hal-hal yang dicintainya. Lawannya syukur adalah kufur.Yaitu dengan cara tidak memanfaatkan nikmat tersebut, atau menggunakannya pada hal-hal yang dibenci oleh Allah SWT.

2.    Akhlak Madzmumah
Akhlak Mazmumah (tercela) adalah perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama (Allah dan RasulNya). Contohnya : hidup kotor, berbicara jorok/kasar, bohong, sombong, malas, durhaka, khianat, iri, dengki, membangkang, munafik, hasud, kikir, serakah, pesimis, putus asa, marah, fasik, dan murtad, kufur, syirik, riya, nifaaq, anaaniah, putus asa, ghadlab, tamak, takabbur, hasad, dendam, giibah, fitnah, dan namiimah, aniaya dan diskriminasi, perbuatan dosa besar (seperti mabuk-mabukan, berjudi, zina, mencuri, mengkonsumsi narkoba), israaf,  tabdzir.
Contoh akhlak madzmumah
a.       Gemar Makan dan Minum. Hadis Nabi saw yang bermaksud : “Yang terlebih Afdal(utama) pada Allah swt ialah orang yg banyak berlapar dan banyak tafakur (berfikir sambil meneliti) Dan yang terlebih benci kepada Allah ialah orang yang banyak makan, banyak tidur dan banyak minum”.
b.        Banyak berkata-kata perkara sia-sia ialah manusia yang suka berkata-kata, berbual-bual dan bersembang-sembang perkara yang laqa (lalai) seperti mencaci orang, menfitnah, hanya kepentingan dunia, perkara tanpa faedah dan sebagainya. Firman Allah swt yang bermaksud : “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan2 mereka, melainkan bisikan2 daripada yang menyuruh (manusia) bersedekah, atau berbuat makruf, atau mendamaikan manusia”. (An-Nisa : 114)
c.       Marah ialah berpunca dari kurang kesabaran dalam menghadapi sebarang keadaan. Orang yang demikian, selalunya didorong oleh pengaruh Syaitan yang ingin merosakkan iman dan dirinya.
d.       Hasad dengki, dan iri hati ialah seseorang itu rasa kurang senang dengan nikmat yang dikecapi orang lain lalu mengharapkan nikmat itu terhapus daripadanya. Hadis Nabi saw yang bermaksud : “Hasad itu memakan (memusnahkan) kebaikan , sebagaimana api memakan (membakar) kayu.”

No comments:

Post a Comment