Kuliah
10
Administrasi
dan Supervisi Pendidikan
Model
dan Pendekatan Supervisi
1.
Model Supervisi
Model
berasal dari Bahasa Inggris Modle, yang bermakna bentuk atau kerangka
sebuah konsep, pola atau acuan[1]. Harjanto
(2006) mengartikan modelsebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai
pedoman atau acuandalam melakukan suatu kegiatan.[2]
Dalam
kajian ini adalah model yang berkaitan supervisi, lebih tepat menggunakan
istilah acuan yang dipakai dalammelaksanakan sepervisi.[3]
Sahertian (2000) membagi model supervisi menjaditigabentuk: a)
modelkonvensional(tradisional),b) modelilmiah, dan (c)model klinis dan d) model
artistik.[4]
a. Model tradisional (konvensional)
Model
ini tidak lain dari refleksi dari kondisi masyarakat pada suatu saat.Pada saat
kekuasaan yang otoriter dan feodal, akan berpengaruh padasikap pemimpin yang
otokrat dan korektif. Pemimpin cenderung untukmencari-cari kesalahan. Perilaku
supervisi ialah mengadakan inspeksiuntuk mencari kesalahan dan menemukan
kesalahan. Kadang-kadangbersifat memata-matai.[5]
Mencari-cari
kesalahan dalam membimbing sangat bertentangan denganprinsip dan tujuan
supervisi pendidikan. Akibatnya guru-guru merasatidak puas dan ada dua sikap
yang tampak dalam kinerja guru: 1) Acuhtak acuh (masa bodoh), dan (2) Menantang
(agresif). Praktek mencari kesalahan dan menekan bawahan ini masih tampaksampai
saat ini. Para pengawas datang ke sekolah dan menanyakanmana satuan pelajaran[6].
b.
Model ilmiah
(scientific)
Supervisi yang bersifat ilmiah memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
1) Sistematis dan menggunakan prosedur
serta teknik tertentu
2) Dilaksanakan secara berencana dan
kontinu
3) Menggunakan instrumen pengumpulan
data
4) Ada data yang obyektif yang
diperoleh dari keadaan yang riil[7]
c. Model
klinis (clinical)
Supervisi klinis adalah
suatu proses pembimbingan dalam pendidikan yang bertujuan membantu pengembangan
profesional guru dalam pengenalan mengajar melalui observasi dan analisis data
secara obyektif, teliti sebagai dasar untuk usaha mengubah perilaku mengajar
guru. Yang terpenting dari pelaksanaan supervisi klinis disini adalah inisiatif
datang dari guru untuk mengaasi permasalahan yang datang dari guru untuk
kepentingan pelaksanaan tugasnya. Inti dari bantuan terpusat pada perbaikan
penampilan dan perilaku mengajar guru.[8]
Terdapat lima langkah
dalam melaksanakan supervisi klinis, yaitu; a) Pembicaraan pra-observas, b)
Melaksanakan observasi, c) Melakukan analisis dan menentukan strategi, d)
Melakukan pembicaraan tentang hasil supervisi, dan e) Melakukan analisis
setelah pembicaraan.[9]
d. Model
Supervisi Artistik
Mengajar adalah suatu
pengetahuan (knowledge), mengajar itu suatuketerampilan (skill), tapi mengajar
juga suatu kiat (art). Sejalan dengantugas mengajar supervisi juga sebagai
kegiatan mendidik dapatdikatakan bahwa supervisi adalah suatu pengetahuan, suatu
keterampilan dan juga suatu kiat.[10]
Supervisi itu menyangkut bekerja untuk
orang lain (working
for theothers), bekerja dengan orang
lain (working
with the others),
bekerjamelalui
orang lain
(working
through
the others). Dalam hubunganbekerja dengan orang lain maka suatu
rantai
hubungan kemanusiaanadalah unsur utama.
Hubungan manusia
dapat
tercipta
bila ada kerelaanuntuk
menerima orang lain sebagaimana
adanya.
Hubungan itu dapattercipta
bila ada unsur
kepercayaan. Saling percaya saling mengerti,saling menghormati, saling
mengakui,
saling
menerima
seseorangsebagaimana
adanya.
Hubungan tampak melalui pengungkapan
bahasa,yaitu supervisi
lebih banyak.
2.
Pendekatan Supervisi
Pendekatan berasal dari kata approach
adalah cara mendekatkan diri kepada objek atau langkah - langkah menuju
objek, sementara teknik berasal dari kata technic dapat diartikan metode
yang digunakan[11].
Pendekatan
yang digunakan dalam menerapkan supervisi
modern didasarkan
pada prinsip-prinsip psikologis. Suatu
pendekatan atau
teknikpemberian supervisi, sangat
bergantung
kepada
prototipe guru.
Sahertian(2000)
mengemukakan beberapa
pendekatan, perilaku supervisor
berikut[12].
a. Pendekatan
langsung (direktif)Pendekatan
direktif
adalah cara pendekatan terhadap
masalah
yangbersifat langsung. Supervisor
memberikan
arahan langsung, sudah tentupengaruh perilaku
supervisor
lebih dominan. Pendekatan direktif
iniberdasarkan
pada pemahaman terhadap
psikologis behauioristis. Prinsipbehaviorisme
ialah bahwa segala perbuatan berasal dari refleks,
yaiturespons
terhadap rangsangan/ stimulus. Oleh
karena guru memilikikekurangan, maka perlu
diberikan
rangsangan
agar ia
bisa bereaksilebih
baik. Supervisor
dapat menggunakan penguatan (reinforcement)atau hukuman
(punishment).
Pendekatan seperti ini dapat
dilakukandengan perilaku
supervisor seperti
berikut ini.
1)
Menjelaskan,
2)
Menyajikan,
3)
Mengarahkan,
4)
Memberi contoh,
5)
Menerapkan tolok
ukur,
dan
6)
Menguatkan.
b. Pendekatan
tidak langsung
(Non-Direktif)
Yang dimaksud dengan
pendekatan
tidak langsung (non-direktif)
adalahcara pendekatan terhadap
permasalahan yang sifatnya
tidak langsung.Perilaku
supervisor
tidak
secaralangsung menunjukkan permasalahan,tapi
ia terlebih
dulu mendengarkan
secara aktif apa
yang dikemukakanoleh
guru. Ia memberi kesempatan sebanyak mungkin
kepada guruuntuk
mengemukakan permasalahan
yang mereka
alami. Pendekatan
[1] Retno Djohar Juliani, “MODEL,
PENDEKATAN, DAN TEKNIK SUPERVISI PENDIDIKAN DI PERGURUAN TINGGI,” Dinamika
Sains 10, no. 22 (2012),
https://jurnal.unpand.ac.id/index.php/dinsain/article/view/107.
[2] Hahjanto.
(2006). Perencanaan Pengajaran.
Jakarta: Rineka Cipta.
[3] “Model, Teknik, dan Pendekatan
Supervisi.pdf,” diakses 20 Maret 2020,
http://saidsuhilachmad.yolasite.com/resources/Profesi_Kependidikan/Kegiatan%207_Genap11.pdf.
[4] Sehertian,
A. Piet. (2000). Prinsip dan Teknik
Supervisi Pendidikan, UsahaNasional, Surabaya.
[5] “Model, Teknik, dan Pendekatan
Supervisi.pdf.”
[6] “Kegiatan 7_Genap11.pdf.”
[7] “Tujuan, Prinsip, Model,
Pendekatan dan Tehnik Supervisi Pendidikan,” INFO MAKALAH (blog),
diakses 20 Maret 2020, http://perahujagad.blogspot.com/2014/10/tujuan-prinsip-model-pendekatan-dan.html.
[8] “Tujuan, Prinsip, Model,
Pendekatan dan Tehnik Supervisi Pendidikan.”
[9] “Tujuan, Prinsip, Model,
Pendekatan dan Tehnik Supervisi Pendidikan.”
[10] “Kegiatan 7_Genap11.pdf.”
[11] Ulfatul Hasanah, “PENDEKATAN
SUPERVISI PENDIDIKAN,” Ulfatul Hasanah (blog), 24 Februari 2015,
https://ulfatulhasanah.wordpress.com/2015/02/24/39/.
[12] Sehertian,
A. Piet. (2000). Prinsip dan Teknik
Supervisi Pendidikan
No comments:
Post a Comment