Kuliah
8
Supervisi
dan Administrasi Pendidikan
Prinsip,
teknik dan metode supervise
A.
Prinsip
supervise
Supervise
pendidikan didasarkan pada prinsip-prinsip yang menjamin kesungguhan dan
dinamika dalam sistem pendidikan (Jahanian &
Ebrahimi, 2013). Prinsip menjamin
praktek supervise yang didasarkan atas pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai untuk memastikan kinerja efektif(Falender &
Shafranske, 2007). Implementasi
supervise bergantung kepada prinsip-prinsip yang didasarkan atas sudut pandang
teoritis(Alila et al.,
2016). Prinsip
supervise dalam pendidikan menjadi dasar utama dimana tujuan organisasi dapat
dicapai untuk mempertahankan standard an kualitas pengajaran dan pembelajaran
bagi guru dan siswa (Mohammed, 2016). Prinsip peningkatan mutu
pendidikan dapat dilakukan dengan perbaikan atau peningkatan mutu pembelajaran
yang ditindaklanjuti dengan pendidikan dan latihan guru (Syafaruddin &
Asrul, 2014. Jadi prinsip supervise menjadi kunci keseriusan supervisor dalam
menjalankan perannya dalam pendidikan sehingga kualitas pendidikan dapat
ditingkatkan.
Menurut Masaong
(2013) pengawas dalam melaksanakan supervisi hendaknya senantiasa menerapkan
prinsip-prinsip supervisi sebagai berikut:
1.
Prinsip
Ilmiah (scientific) dengan unsur-unsur:
a.
Sistematis,
berarti dilaksanakan secara teratur, berencana kontinyu.
b.
Obyektif,
artinya data yang didapat berdasarkan pada observasi nyata, bukan tafsiran
pribadi.
c.
Menggunakan
alat (instrumen) yang dapat memberikan informasi sebagai umpan balik untuk
mengadakan penilaian terhadap proses belajar mengajar.
2. Demoktaris, menjunjung tinggi atas
musyawarah.
3. Kooperatif/kemitraan, seluruh staf
dapat bekerja bersama, mengembangkan usaha dalam ”menciptakan” situasi
pembelajaran dan suasana kerja yang lebih baik.
4. Konstruktif dan kreatif, membina
inisiatif staf/guru serta mendorong untuk aktif menciptakan suasana agar setiap
orang merasa aman dan dapat mengembangkan potensi-potensinya. Selain
prinsip-prinsip yang telah dikemukakan,
Rivai dalam Masaong (2013) membagi
prinsip-prinsip supervisi atas dua bagian, yaitu prinsip positif dan prinsip
negatif.
1.
Prinsip-prinsip Positif
a.
Supervisi
harus konstruktif dan kreatif
b.
Supervisi
harus lebih berdasarkan sumber kolektif kelompok daripada usaha-usaha supervisi
sendiri
c.
Supervisi
harus didasarkan atas hubungan profesional, bukan atas dasar hubungan pribadi
d.
Supervisi
harus dapat mengembangkan segi-segi kelebihan pada yang dipimpin
e.
Supervisi
harus dapat memberikan perasaan aman pada anggotaanggota kelompoknya
f.
Supervisi
harus progresif
g.
Supervisi
harus didasarkan pada keadaan yang riil dan sebenarnya
h.
Supervisi
harus sederhana dan informal dalam pelaksanaannya
i.
Supervisi
harus obyektif dan sanggup mengadakan self evaluation.
2. Prinsip-prinsip Negatif
a.
Supervisi
tidak boleh bersifat mendesak/direktif
b.
Supervisi
tidak boleh didasarkan atas kekuasaan pangkat/ kedudukan atau atas dasar
kekuasaan pribadi
c.
Supervisi
tidak boleh dilepaskan dari tujuan pendidikan dan pengajaran (the ultimate
educative goals)
d.
Supervisi
tidak boleh terlalu banyak mengenai soal-soal yang mendetail mengenai cara-cara
mengajar dan bahan pembelajaran
e.
Supervisi
tidak boleh mencari-cari kesalahan dan kekurangan staf/ guru
f.
Supervisi
tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil dan lekas kecewa.
2.
Model
Supervisi
Model berasal dari
Bahasa Inggris Modle, yang bermakna
bentuk atau kerangka sebuah konsep, pola atau acuan(Juliani, 2012). Harjanto(2006)mengartikan model
sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam
melakukan suatu kegiatan
Sahertian (2008)
membagi model supervisi menjadi empat bentuk , yakni : a) model konvensional
(tradisional), b) model ilmiah, (c)model klinis, dan d) model artistik.
a). Model konvensional
(tradisional) Model ini tidak lain dari
refleksi dari kondisi masyarakat pada suatu saat.Pada saat kekuasaan yang
otoriter dan feodal, akan berpengaruh pada sikap pemimpin yang otokrat dan korektif.
Pemimpin cenderung untuk mencari-cari kesalahan. Perilaku supervisi ialah
mengadakan inspeksi untuk mencari kesalahan dan menemukan kesalahan.
b). Model Supervisi
Ilmiah
Supervisi yang bersifat ilmiah memiliki
ciri-ciri sebagai berikut: (1) Dilaksanakan secara berencana dan kontinu, (2)
Sistematis dan menggunakan prosedur serta teknik tertentu, (3) Menggunakan
instrumen pengumpulan data, (4) Ada data yang objektif yang diperoleh dari
keadaan yang riil.
c). Model Supervisi
Klinis
Supervisi klinis adalah bentuk supervisi
yang difokuskan pada peningkatan mengajardengan melalui siklus yang sistematik,
dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang
penampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan mengadakan perubahan dengan
cara yang rasional.Supervisi klinis adalah proses membantu dosen memperkecil
kesenjangan antara tingkah laku rnengajar yang nyata dengan tingkah laku
mengajar yang ideal.
d). Model Supervisi
Artistik
Mengajar adalah suatu pengetahuan
(knowledge), mengajar itu suatu keterampilan (skill), tapi mengajar juga suatu
kiat (art). Sejalan dengan tugas mengajar , supervisi juga merupakan kegiatan
mendidik sehingga dapat dikatakan bahwa supervisi adalah suatu pengetahuan,
suatu keterampilan dan juga suatu kiat.Supervisi itu menyangkut bekerja untuk
orang lain (working for the others), bekerja dengan orang lain (working with
the others), bekerja melalui orang lain (working through the others).
3.
Teknik supervise
Teknik
berasal dari kata technic dapat
diartikan metode yang digunakan (Juliani, 2012). Teknik supervisi merupakan cara-cara yang ditempuh
dalam mencapai tujuan
tertentu, baik yang berhubungan dengan penyelesaian masalah guru-guru dalam
mengajar, masalahkepala sekolah dalam mengembangkan kelembagaan serta
masalah-masalah lain yang
berhubungan serta berorientasi pada peningkatan mutu
pendidikan (Dirjen Tendik dan Tendik, 2008)
Dalam supervisi dikenal dengan dua teknik
besar, yakni teknik individual dan
teknik kelompok. Teknik individual antara lain berupa:
a.
kunjungan
dan observasi kelas
b.
individual
conference
c.
kunjungan
antar guru-guru
d.
evaluasi
diri
e.
supervisory
buletin
f.
profesional
reading
g.
profesional
writing
Sedankan teknik kelompok menurut Paramudita &
Ridwan (2019)antara lain:
a.
rapat staf sekolah
b.
orientasi
guru baru
c.
curriculum laboratory panitia
d.
perpustakaan
professional
e.
demonstrasi
mengajar
f.
lokakarya
g.
field
trips for staff personnels
h.
pannel
or forum discussion
i.
in
service trainingdan
j.
organisasi
profesional.
Daftar Rujukan
Abd.
Kadim Masaong, 2013, Supervisi Pembelajaran
dan Pengembangan Kapasitas Guru,
Bandung : Alfabeta
Alila, S.,
Uusiautti, S., & Määttä, K. (2016). The Principles and Practices of
Supervision That Supports the Development of Inclusive Teacherhood. Journal
of Education and Learning. https://doi.org/10.5539/jel.v5n3p297
Falender, C. A.,
& Shafranske, E. P. (2007). Competence in Competency-Based Supervision
Practice: Construct and Application. Professional Psychology: Research and
Practice. https://doi.org/10.1037/0735-7028.38.3.232
Jahanian, R.,
& Ebrahimi, M. (2013). Principles for Educational Supervision and Guidance.
Journal of Sociological Research. https://doi.org/10.5296/jsr.v4i2.4562
Juliani, R. D.
(2012). Model, Pendekatan, Dan Teknik Supervisi Pendidikan Di Perguruan Tinggi.
Dinamika Sains, 10(22), Article 22. http://jurnal.unpand.ac.id/index.php/dinsain/article/view/107
Hartoyo.
2006. Supervisi Pendidikan. Semarang : Pelita Insani.
Mohammed, S.
(2016). The Principals’ Supervisory Roles for Quality Education and Effective
School Administration of Basic Education Schools in Nigeria. Proceedings of
ISER 18th International Conference, Dubai, UAE, 16th January 2016.
Paramudita, A.,
& Ridwan, I. (2019). Teknik Supervisi Akademik di Sekolah Islam. Madrasa:
Journal of Islamic Educational Management, 2(1), 1–6.
https://doi.org/10.32940/mjiem.v2i1.91
Sahertain, Piet.
2008. Konsep Dasar Dan Teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta: Rineka
Cipta.
Syafaruddin,
Asrul, 2014, Manajemen Kepengawasan Pendidikan, Bandung : Ciptapustaka Media
No comments:
Post a Comment